Intiland Development (DILD) dan Saltware Jalin Kolaborasi Kembangkan Pertanian Cerdas
Kiri-kanan: - Dr. Lee Jeong Kun (Chairman, Founder & CEO Salfware Co.Ltd - Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan dan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). - Hendro S. Gondokusumo (Founder & CEO PT intiland Development Tbk - Moedjianto S. Tjahjono Vice President Director PT intiland Development Tbk. dok. Intiland.
Kolaborasi pengembangan smart farming antara Intiland dan Saltware ini rencananya dijalankan secara bertahap. Sebagai proyek percontohan awal, kedua Perusahaan akan melakukan ujicoba pengembangan smart farming untuk budidaya buah stroberi di proyek-proyek yang dikembangkan Intiland.
Intiland dan Saltware akan membentuk kerja sama operasi atau joint operation guna merumuskan rencana penerapan smart farming, metode budidaya buah stroberi dan bahan pangan lainnya, serta rencana strategis selanjutnya. Kolaborasi ini langkah progresif dalam mendukung transformasi sektor pertanian di Indonesia lewat pendayagunaan teknologi sebagai kunci utama dalam mencapai ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Tantangan Ke Depan
Berdasarkan hasil kajian sejumlah Lembaga, diketahui bahwa masalah produktivitas lahan pertanian telah menjadi fokus utama di Indonesia. Dampaknya yang signifikan terhadap meningkatnya pemenuhan kebutuhan pangan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dinilai menjadi tantangan serius.
Alih fungsi lahan dari pertanian ke properti atau industri, sedikit banyak membawa pengaruh terhadap ketersediaan pangan secara lokal maupun nasional. Peran pendayagunaan teknologi informasi menjadi krusial dalam upaya mendorong inovasi di sektor pertanian.
“Seperti yang disampaikan Pemerintah, transformasi pertanian menjadi solusi kunci dalam mengatasi tantangan regenerasi petani, yang saat ini menjadi ancaman bagi sektor agrikultur. Mempertimbangkan kondisi ini, kami mendukung langkah Pemerintah yang mengajak para generasi muda turut terlibat dalam proses transformasi dengan memanfaatkan kecerdasan buatan dan teknologi modern sebagai fondasi baru dalam pertanian,” kata Hendro S. Gondokusumo.
Pemanfaatan teknologi digital, terutama dalam produksi dan perakitan varietas baru, telah berkembang pesat sebagai upaya mengatasi perubahan iklim yang dapat mengurangi produktivitas lahan.
Kebutuhan akan pendekatan modern seperti smart farming semakin mendesak dalam mengubah pola pemanfaatan lahan pertanian. Perubahan paradigma dari bertani secara konvensional menuju pendekatan teknologi seperti IoT dan AI dipercaya dapat menjadi kunci dalam masa depan pertanian nasional. (Eko Hilman). ***
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha