Pengembangan teknologi smart farming

Dr. Lee Jeong Kun menambahkan salah satu layanan usaha dari Saltware adalah pengembangan teknologi untuk smart farming yakni pendayagunaan perangkat lunak untuk kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) di sektor pertanian. Pengembangan smart farming bertujuan membantu pengelolaan proses bercocok tanam secara optimal dan menghasilkan hasil produk secara maksimal. 

 

Kemitraan dengan Intiland diharapkan dapat meningkatkan penetrasi serta proses alih daya teknologi ke kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia.

 

Kedua perusahaan berencana mengembangkan ujicoba smart farming di Indonesia guna mengidentifikasi masalah potensial dalam budidaya bahan pangan dan mempromosikan percobaan budidaya tersebut. Budidaya meliputi produksi bibit stroberi bebas virus di pabrik tanaman dengan teknologi kontrol otomatis di bawah lampu LED buatan, termasuk pembangunan rumah kaca untuk percobaan budidaya stroberi di Indonesia.

 

Dari budidaya percobaan tersebut, Saltware akan mengembangkan standar model untuk rumah kaca stroberi di Indonesia. Rencana ini termasuk menentukan lokasi geografis yang optimal untuk budidaya stroberi dan mengelola sistem pemanasan dan pendinginan. Model tersebut kemudian akan didistribusikan secara bersama-sama di wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia, Singapura, dan Malaysia.

 

MOU antara Intiland dan Saltware adalah bagian dari proyek yang bertujuan mempromosikan pertukaran teknologi pertanian antara Korea dan Indonesia. Tidak hanya stroberi, kerja sama swasembada bahan pangan di Indonesia dengan Saltware juga akan dilakukan untuk tanaman padi dan jagung. 

 

Untuk mencapai tujuan ini, Intiland dan Saltware setuju menjalankan proyek budidaya secara bertahap, serta diferensiasi proyek tanaman jangka pendek dan jangka panjang.

 

Menurut Hendro S. Gondokusumo kolaborasi pengembangan smart farming dengan Saltware ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan usaha Intiland. Melalui kerja sama ini Perseroan dapat meningkatkan nilai aset dari lahan maupun bangunan yang dimiliki Perusahaan. Ekspansi ini juga menjadi wujud kontribusi Intiland dalam mendukung program Pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. 

 

“Bisnis utama Intiland tetap di sektor properti. Kerja sama ini lebih sebagai bentuk komitmen dan kontribusi kami untuk memperkuat ketahanan pangan melalui pemanfaatan teknologi sekaligus untuk meningkatkan nilai aset dari lahan dan bangunan yang kami miliki selama ini,” ungkap Hendro S. Gondokusumo.