EmitenNews.com - Pemerintah mencatat realisasi investasi di industri agro mencapai Rp85,05 triliun pada semester I 2025, dari total realisasi investasi industri pengolahan nonmigas (IPNM) yang mencapai Rp366,6 triliun. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, capaian tersebut didukung oleh penyerapan tenaga kerja sekitar 9,8 juta orang.

“Investasi sektor industri agro masih tumbuh dan diminati para investor, terlihat dari investasi yang mencapai Rp85,05 triliun pada semester I 2025,” ucap Pelaksana tugas Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika dalam acara pembukaan Pameran Industri Agro, di Kantor Kementerian Perindustrian Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Capaian tersebut didukung oleh penyerapan tenaga kerja sekitar 9,8 juta orang atau 50,26 persen dari total tenaga kerja industri pengolahan nonmigas.

Sektor industri agro membukukan nilai ekspor yang mencapai USD37,38 miliar per semester I 2025. Sedangkan, nilai impor dari sektor industri agro USD10,42 miliar.

Selisih dari nilai ekspor dan impor di industri agro yang USD26,96 miliar menunjukkan bahwa sektor tersebut mencatatkan neraca perdagangan positif pada semester I 2025.

“Ini menunjukkan bahwa sektor industri agro berkontribusi signifikan atas neraca perdagangan industri pengolahan nonmigas,” kata Putu Juli Ardika.

Tidak hanya dari neraca perdagangan yang positif, Putu juga menyoroti sumbangan industri agro terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Pada semester I 2025, sektor industri agro menyumbang sebesar 52,07 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Lalu, industri nonmigas dan 8,96 persen terhadap PDB nasional, serta mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,99 persen.

“Industri agro merupakan sektor strategis yang memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Putu.

BBIA Bogor memiliki peran strategis mendukung pertumbuhan industri nasional

Sementara itu, Kementerian Perindustrian menegaskan Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan industri nasional melalui layanan pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan inspeksi, dengan dukungan sumber daya manusia (SDM) berkompetensi tinggi.

Dalam keterangannya seperti ditulis Antara, Jumat (22/8/2025), Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, mengatakan BBIA merupakan salah satu dari 24 balai di bawah Kemenperin yang berperan penting dalam menjamin mutu produk industri.

“BBIA memberikan jasa pengujian dan sertifikasi yang sangat dibutuhkan industri, sehingga keberadaannya vital,” kata Andi dalam agenda kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI di BBIA Bogor, Jawa Barat.

Kualitas SDM BBIA menjadi keunggulan tersendiri. Dari 24 balai, terdapat lebih dari 50 tenaga ahli bergelar doktor yang tersebar di seluruh Indonesia, dan BBIA termasuk yang memiliki tenaga peneliti dengan kompetensi unggul.

Kepala BBIA, Yuni Herlina Harahap, mengatakan pihaknya saat ini memberikan berbagai layanan kepada industri, mulai dari pengujian laboratorium, kalibrasi, hingga inspeksi teknis. Selain itu, BBIA juga mengembangkan pilot plant di Cikaret, Bogor, untuk pengolahan tandan kosong kelapa sawit menjadi produk bernilai tambah.

“Layanan yang kami berikan bukan hanya mendukung industri dalam negeri, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar global,” kata Yuni Herlina Harahap. ***