EmitenNews.com - Para investor asing sudah banyak yang beralih menginvestasikan dananya untuk proyek-proyek ekonomi hijau. Karena itu, menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, proyek-proyek di Indonesia juga sudah harus menyesuaikan dengan tren investasi. Pasalnya, mereka hanya akan mendanai proyek-proyek di negara yang sudah siap.


"Investasi hijau dari luar negeri akan beralih ke negara-negara yang sudah siap," kata Juda Agung, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022).


Menurut Juda Agung, saat ini para investor lebih senang memberikan investasi kepada sektor hijau karena jika tidak mereka akan dihadapkan pada pengenaan pajak yang lebih tinggi. "Kalau tidak hijau, di sana juga mereka kena pajak lebih tinggi."


Bank Indonesia tengah mendorong sektor keuangan, perbankan dan pasar keuangan untuk memberikan pembiayaan ke sektor hijau. Sebab jika tidak dimulai dari sekarang, sektor keuangan Indonesia akan terlambat, bahkan bisa sampai menghambat kinerja ekspor Indonesia.


"Bila kita tidak bergegas, tidak bersegera untuk mendorong transisi menuju hijau tentu saja dampaknya sangat signifikan terhadap ekonomi dan keuangan. Ekspor kita bisa terhambat," kata dia.


Perlu juga ada dorongan dari regulator dan pemerintah dari sisi kebijakannya untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau. Misalnya, urai Juda Agung, memberikan insentif kepada sektor-sektor hijau. "Perlu adanya kebijakan-kebijakan stakeholder, dari pemerintah,i Bank Indonesia, dan OJK untuk memberikan insentif kepada sektor hijau ini."


Selain itu, perlu juga melakukan inovasi pada instrumen-instrumen keuangan untuk pembiayaan ekonomi hijau. Termasuk dari sisi perbankan harus reposisi menuju kepada sektor ekonomi hijau, termasuk pada tahap transisi energi dan tahapan-tahapannya. Ini penting, agar ekonomi tidak terdisrupsi kalau tiba-tiba semua beralih ke hijau." ***