ISSI vs. Blue Chip: Likuiditas Pindah Kapal, Saatnya Ganti Strategi?
ISSI vs. Blue Chip: Likuiditas Pindah Kapal, Saatnya Ganti Strategi? Source: IDX Islamic
EmitenNews.com - Data statistik mingguan Bursa Efek Indonesia (IDX) periode 1 hingga 5 Desember 2025 mengirimkan sinyal kuat: motor penggerak utama pasar modal domestik telah bergeser. Fokus investor kini beralih dari saham blue chip yang mapan ke segmen Pasar Modal Syariah (ISSI) dan saham-saham di Papan Pengembangan (Development Board) serta Papan Percepatan (Acceleration Board). Pergeseran ini menunjukkan adanya perburuan agresif terhadap growth stocks (saham-saham pertumbuhan) di Indonesia.
ISSI: Bukan Sekadar Syariah, tetapi Proksi Saham Pertumbuhan
Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) telah bertransformasi menjadi benchmark (tolok ukur) paling akurat untuk mengukur appetite pasar terhadap potensi pertumbuhan.
Pertumbuhan Superior vs. Dominasi Likuiditas
Per 5 Desember 2025, ISSI mencatatkan pertumbuhan Year-to-Date (YTD) sebesar 42.64%, nyaris dua kali lipat dari pertumbuhan YTD IHSG yang hanya 21.93%.
Keunggulan ini didukung oleh dominasi aktivitas perdagangan. Rata-rata Volume ISSI mencapai 73.76% dan Nilai ISSI mencapai 66.64% dari total Volume dan Nilai IDX. Data ini mencerminkan bahwa likuiditas terjadi di level tinggi.
Kontribusi likuiditas yang dominan ini adalah clue (petunjuk) terbesar. Ini berarti dua dari setiap tiga Rupiah yang diperdagangkan di bursa terfokus pada perusahaan yang tergolong syariah.
Karena konstituen ISSI banyak diisi oleh saham sektor komoditas (Energy, Basic Materials), Teknologi, dan Infrastruktur, data ini secara tegas mengonfirmasi bahwa rotasi sektoral di tahun 2025 berpihak pada sektor-sektor yang terkait dengan siklus komoditas dan inovasi masa depan.
Investor rela membayar premium untuk perusahaan di sektor-sektor ini yang dianggap memiliki prospek pertumbuhan cepat. Dengan kata lain, ISSI kini adalah cerminan aliran modal yang mencari high-growth, high-risk di pasar domestik.
Papan Khusus: Tempat Lahirnya Market Breadth
Data IDX memperjelas bahwa penggerak utama kenaikan pasar bukan lagi saham-saham lama yang stabil (Main Board), melainkan perusahaan-perusahaan yang masih dalam tahap awal atau sedang berkembang.
Kinerja Melejit dari Papan Eksklusif
Kinerja Papan Percepatan (151.25%) dan Pengembangan (110.25%) yang meledak dibandingkan Papan Utama (hanya 11.85%) menyampaikan dua pesan penting.
Kenaikan IHSG sebesar 21.93% didorong oleh perluasan market breadth yang signifikan. Market breadth adalah istilah yang menunjukkan seberapa banyak saham yang berpartisipasi dalam kenaikan indeks.
Angka ini membuktikan bahwa kenaikan IHSG didukung oleh apresiasi harga yang sangat kuat dari mayoritas saham di segmen small-to-mid cap (kapitalisasi kecil hingga menengah) dan early-stage growth.
Data ini mencerminkan keberanian investor untuk bergeser dari value stocks (saham nilai, cenderung stabil) di Papan Utama menuju saham-saham berpotensi high-risk, high-return di Papan Khusus.
Investor kini bersedia menghadapi volatilitas yang lebih tinggi demi mengejar potensi capital gain (keuntungan modal) yang besar.
Related News
Membaca Noise Pasar: Koreksi Harga vs Fundamental Solid BBRI
Toba Pulp Lestari dan LBP: Apa Itu Shadow Governance Risk?
Ulasan Pasar: Kenapa Bank Besar Akan Jadi 'Bintang Utama’ di Awal 2026
Tren Pasar Jelang Akhir Tahun: Apa yang Perlu Diwaspadai Investor?
Meneropong Arah Baru Investasi Bank di Tahun 2026
Efisiensi The Big Banks: Mengapa Margin Laba BBCA Sulit Tertandingi?





