EmitenNews.com - Garuda Maintenance (GMFI) merancang right issue maksimal 124.269.948.745 helai alias 124,26 miliar lembar. Pengeluaran saham seri B itu, dibekali dengan nilai nominal Rp25. Harga pelaksanaan aksi tersebut akan ditentukan kemudian. 

Hajatan itu, akan digeber tidak lebih dari 12 bulan setelah mendapat lampu hijau dari para pemodal. Oleh karena itu, untuk mendapat izin dari investor via rapat umum pemegang saham luar biasa pada 24 Oktober 2025 mendatang. Investor berhak terlibat dalam rapat harus tercatat sebagai pemegang saham pada 1 Oktober 2025.

Pada aksi itu, Garuda Indonesia (GIAA) mengalihkan seluruh hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) kepada Angkasa Pura Indonesia (API). Selain itu, API akan melakukan penyertaan modal kepada perseroan dalam bentuk selain uang alias inbreng berupa aset senilai Rp5,66 triliun. 

Aset itu berupa tanah seluas 972.123 meter persegi (m2), merupakan bagian dari hak pengelolaan No. 1/Pajang miliki API. Objek penilaian tersebut terletak di Area Garuda Maintenance Facility (GMF), Komplek Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Kelurahan Benda, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Provinsi Banten. 

Secara garis besar dana hasil right issue berupa aset API akan digunakan untuk kesinambungan pelaksanaan kegiatan operasional, dan perbaikan ekuitas perseroan. Sisanya akan digunakan perseroan sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha. Di antaranya untuk pemenuhan kebutuhan dasar operasional guna memastikan perawatan, dan kualitas pekerjaan sesuai standar otoritas berlaku. 

Biaya operasional tersebut antara lain untuk pembelian bahan baku, peningkatan pelayanan, dan memastikan kelancaran operasional perseroan. Setelah transaksi tuntas, API akan memiliki persentase kepemilikan saham terbesar, dan porsi saham Garuda akan terdilusi. Meski begitu, Garuda tetap menjadi pengendali perseroan termasuk konsolidasi laporan keuangan perseroan tidak berpindah ke Angkasa Pusa Indonesia. 

Transaksi dilandai untuk meningkatkan, mengembangkan usaha perbaikan posisi ekuitas, dan sebagai bagian dari restrukturisasi grup Garuda Indonesia. Pada aksi itu, API partisipasi dalam melakukan penyetoran modal secara non-tunai (inbreng) berupa aset. So, perseroan akan mengalami peningkatan aset tetap sejumlah Rp5,66 triliun.

Perseroan memperkirakan transaksi akan berdampak positif terhadap kondisi keuangan. Antara lain optimalisasi pengelolaan aset berdampak positif pada kegiatan operasional, perbaikan ekuitas, pengembangan bisnis, dan pada akhirnya secara keseluruhan memberi nilai tambah bagi pemegang saham. Selain itu, setoran aset API memberi kepastian kepemilikan aset strategis sebelumnya bersifat sewa.

Kondisi itu, memberi ruang bagi realisasi program akselerasi pengembangan fasilitas, dan bisnis baru bagi perseroan. Peningkatan kapasitas itu, akan mendorong ekspansi layanan maintenance, repair, and overhaul (MRO) bernilai tambah, peningkatan kapasitas, kapabilitas operasional, berujung pada peningkatan efisiensi operasional, dan kualitas layanan kepada pelanggan. (*)