Jadi Salah Satu yang Terbesar di BEI, PTPN III targetkan IPO PalmCo pada Akhir Tahun
EmitenNews.com -BUMN PT Perkebunan Nusantara III, juga dikenal sebagai PTPN III, menargetkan penawaran umum perdana (IPO) unit usaha PalmCo - hasil penggabungan empat anak perusahaan perkebunan - pada akhir tahun.
PalmCo, yang baru dibentuk bulan ini, akan menjadi entitas induk untuk operasi perkebunan kelapa sawit PTPN . Saat ini PTPN sedang menunggu persetujuan resmi dari kreditur yang akan membuka jalan bagi proses untuk segera dimulainya IPO, ungkap Direktur Utama Mohammad Abdul Ghani.
"Sama seperti balapan mobil, kita sudah berdiri di garis start, tinggal menunggu bendera hijau untuk tancap gas," kata Ghani.
Penjualan saham perdana, yang diperkirakan dapat mengumpulkan dana hingga Rp10 triliun (USD673 juta), akan mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu tempat tersibuk untuk IPO pada tahun 2023. Data Bloomberg menunjukkan, hasil IPO sejak awal Januari hingga Mei telah meningkat sebesar 67% year-on-year .
Perusahaan penambang emas dan tembaga PT Amman Mineral Internasional menargetkan Rp12,9 triliun dari hasil IPO Juli mendatang, yang diperkirakan akan menjadi IPO terbesar di Indonesia pada tahun ini. Capaian tersebut akan melampaui hasil IPO PT Trimegah Bangun Persada (NCKL) pada April lalu sebesar Rp10 triliun.
Tahun lalu, Bloomberg mencatat, Ghani mengatakan bahwa perusahaan berharap akan dapat mengumpulkan antaraRp 5 triliun dan 10 triliun rupiah dari penawaran perdana 20% saham. NAmun demikian, ia menolak untuk mengkonfirmasi ukuran IPO dalam wawancara pada hari Kamis.
"Dana tersebut akan kami gunakan untuk investasi proyek industri hilir, termasuk produksi energi terbarukan," kata Ghani. Perseroan akan memulai pembangunan pabrik biodiesel di kawasan ekonomi Sei Mangke, Sumatera Utara, tahun ini, dengan target mulai berproduksi pada Januari 2024.
Ghani juga mengungkankan PTPN III berencana meningkatkan produksi minyak goreng tahunan menjadi 1,8 juta ton pada 2026 dari 460.000 ton. Kedua proyek tersebut akan membutuhkan pengeluaran sekitar USD270 juta, termasuk biaya untuk memperluas perkebunan menjadi 650.000 hektar selama lima tahun ke depan.
Selain itu itu kelompok BUMN perkebunan juga berencana mengembangkan pabrik gula untuk mendukung program swasembada pangan dan energi nasional. Indonesia adalah pembeli gula mentah terbesar di dunia, menurut laporan US Department of Agriculture's Foreign Agriculture Service .
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha