Janu Putra Sejahtera (AYAM) Perkuat Arah Ekspansi di 2026
ilustrasi saham AYAM di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia. DOK/Rizki EmitenNews
EmitenNews.com -PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM), perusahaan perunggasan terintegrasi berbasis Yogyakarta, mencatat penguatan fundamental sepanjang 2025. Meski industri unggas tetap menghadapi berbagai dinamika, AYAM menunjukkan peningkatan aset biologis dan stabilitas operasional, sehingga memperkuat fondasi kapasitas produksi untuk periode mendatang. Langkah ini menjadi sinyal positif di tengah meningkatnya kebutuhan protein hewani nasional, terutama ayam dan telur.
Aset Biologis Menguat, Fondasi Kapasitas Produksi
AYAM membukukan kenaikan aset biologis sebesar 36%, dari Rp160,16 miliar pada akhir 2024 menjadi Rp217,95 miliar per 30 September 2025. Total aset juga naik menjadi Rp478,21 miliar. Peningkatan aset produktif ini memberikan dasar kuat bagi AYAM untuk menjaga kesinambungan produksi. Data konsumsi terakhir pemerintah melalui Statistik Pangan 2024 (Bapanas, Maret 2024) mencatat bahwa daging unggas berkontribusi 66,03% terhadap konsumsi daging rumah tangga. Telur dikonsumsi oleh 93,9% rumah tangga, menunjukkan daya serap yang tetap kuat. Sementara Outlook Peternakan 2024–2026 (Kementan, rilis Januari 2024) menempatkan konsumsi daging ayam nasional pada kisaran 14–15 kg/kapita pada 2026. Seluruh publikasi tersebut merupakan data resmi terbaru yang tersedia hingga November 2025.
Kinerja Operasional 2024 Stabil
Pada tahun 2024, AYAM membukukan produksi DOC sebesar 17,8 juta ekor, ayam broiler 13,73 juta kg, telur komersial 1,36 juta kg, serta volume RPA 276,6 ribu kg. Lokasi operasional yang terpusat di Jawa—wilayah dengan basis konsumsi unggas terbesar menurut Outlook Daging Ayam Ras Pedaging 2024 (Kementan, November 2023)—memperkuat posisi AYAM dalam memenuhi kebutuhan pasar secara efisien.
MBG: Program Berjalan yang Mendorong Permintaan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai diimplementasikan sejak Januari 2025 dan kini menjangkau 82,9 juta penerima. Publikasi resmi Kemenko PMK dan Kemendikbud (Juli–Oktober 2024) menegaskan bahwa ayam dan telur menjadi komponen utama menu program tersebut. Implementasi MBG telah meningkatkan kebutuhan pasokan unggas di banyak daerah, memberikan dorongan nyata bagi pelaku industri, termasuk AYAM, terutama pada segmen broiler dan layer.
Dukungan Investasi Pangan Nasional
Prospek sektor unggas diperkuat oleh rencana Danantara—platform investasi pangan pemerintah—untuk menyalurkan Rp20 triliun bagi penguatan sektor pertanian dan peternakan. ini membuka peluang penguatan rantai pasok dan kemitraan bagi pelaku industri seperti AYAM.
Ekspansi 2026: Petelur Kalimantan & Breeding
AYAM menyiapkan dua fokus ekspansi pada 2026: pengembangan peternakan petelur di Kalimantan—mengacu pada Statistik Peternakan 2024 (BPS, Oktober 2024) yang menunjukkan peningkatan kebutuhan pangan hewani di wilayah tersebut—serta peningkatan kapasitas breeding untuk memperkuat suplai DOC internal. Langkah ini diharapkan mendukung efisiensi dan kapasitas AYAM secara berkelanjutan.
“Kami terus memperkuat efisiensi dan mengembangkan kapasitas pembibitan, sambil memperluas pasar secara bertahap,” ujar Direktur Fadhl Muhammad Firdaus. Dengan momentum positif dari MBG dan dukungan kebijakan pangan nasional, AYAM menatap 2026 dengan optimisme yang terukur dan berorientasi jangka panjang.
Related News
Komitmen KB Bank (BBKP), Perkuat Jembatan Budaya Dua Bangsa
TOWR Bagikan Dividen Interim Rp6,87 per Saham Setara 15,6% dari Laba
Investor Singapura Caplok 206 Juta Saham Emiten Sarang Walet (NEST)
Mirae Asset Angkat Suara Perkara Kerugian Nasabah Rp71 Miliar
Senyap! Suami Puan Divestasi Jutaan Saham RAJA
Optimistis Songsong 2026, Ini Bekal Autopedia (ASLC)





