EmitenNews.com - Indeks saham Asia kemarin, Kamis, 20 Juni 2024 ditutup beragam (mixed) dengan kecenderungan melemah. Itu setelah bank sentral Tiongkok (PBOC) mempertahankan suku bunga Loan Prime Rate (LPR) bertenor 1 Tahun 3,45 persen, dan 5 Tahun 3,95 persen.

Investor juga menantikan keputusan suku bunga acuan oleh bank sentral Inggris atau Bank of England (BOE), dan bank sentral Swiss atau Swiss National Bank (SNB). Meski ada ketidakpastian seputar arah pergerakan suku bunga, pasar saham global mendapat dorongan dari optimisme pelaku pasar.

Optimisme itu muncul dari biaya pinjaman pada akhirnya akan bergerak turun seiring laju inflasi terkendali, perlambatan ekonomi, dan pasar tenaga kerja longgar. Sementara itu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate 6,25 persen, suku bunga Deposit Facility 5,50 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.

Keputusan itu, konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability sebagai langkah pre-emptive, dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 persen ±1 persen pada 2024 dan 2025.

Melihat kondisi ini, CEO Yugen Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih berkutat pada range support 6.698, dan resistance 6.821.

Pola pergerakan IHSG akhir pekan terlihat berusaha keluar rentang konsolidasi wajar, dan berpotensi menanjak terbatas. Setelah rilis data perekonomian tingkat suku bunga belum mengalami perubahan turut menjadi sentimen tersendiri bagi pergerakan IHSG.

Namun, capital outflow membayangi pergerakan IHSG, dan ada risiko koreksi wajar tetap harus diwaspadai para investor. Hari ini, IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas. Saham pilihan akhir pekan ini BBCA, BBRI, AALI, JSMR, ITMG, CTRA, dan KLBF. (*)