EmitenNews.com - Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT)  mendapatkan paten dua produk hasil penelitian perusahaan, yakni susu spirulina dan neoalgae spirulina. Sertifikat tersebut dikeluarkan pada 29 Desember 2024 oleh Ditjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum.

Susu spirulina merupakan pengganti susu sapi untuk asupan nutrisi setiap hari dan neoalgae spirulina merupakan suplemen Algae penambah nutrisi untuk penurunan stunting pada balita. 

Hak paten tersebut atas nama Algaepark Indonesia Mandiri yang merupakan subsidiary Brigit Biofarmaka Teknologi, yang merupakan perusahaan bioteknologi budidaya mikroalga air tawar yang pertama di Indonesia.

Dalam keterangannya pada media, Direktur Utama Brigit Biofarmaka Teknologi Is Heriyanto mengatakan pengembangan Spirulina dimulai sejak 2013 dan ia optimis produk tersebut akan diterima baik oleh pasar.

“Kami yakin kehadiran susu spirulina dan neoalgae spirulina akan berkontribusi untuk kesehatan yang lebih baik bagi keluarga Indonesia dan turut memperkuat lini bisnis perusahaan,” ujarnya, Rabu (1/1).

Spirulina adalah ganggang berukuran mikroskopis, berwarna hijau-kebiruan, berfotosintesis seperti tumbuhan, dan mengandung protein 55 - 70%, mineral, vitamin, serta antioksidan tinggi.

Susu Spirulina merupakan pengganti susu sapi yang memiliki kandungan protein tinggi, kalsium melimpah dan antioksidan kuat. 

Dibanding susu sapi, susu spirulina memiliki beragam keunggulan, seperti kandungan kalsium 22 persen lebih tinggi dan zat besi 20 kali lipat. 

Sebagai catatan, Brigit Biofarmaka Teknologi merupakan calon emiten yang akan melakukan pencatatan saham perdananya pada 9 Januari 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI). berdasarkan prospektus yang dirilis, perusahaan membuka harga penawaran awal atau bookbuilding di kisaran Rp 330- Rp 350 per saham.

Calon emiten dengan kode OBAT ini menargetkan perolehan dana publik sebesar Rp 59,5 miliar. Adapun saham yang ditawarkan berjumlah 170.000.000 saham atau 28,33% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. 

Bersamaan dengan pencatatan saham perdana, waran seri 1 juga akan diterbitkan sebanyak 85.000.000 lembar atau 19,77% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor. Harga pelaksanaan waran sebesar R p350 per lembar yang dapat diubah kepemilikannya menjadi saham selama periode 6 bulan, mulai dari 9 Juli 2025 hingga 8 Januari 2026. Sehingga keseluruhan perolehan dana pelaksanaan waran seri I mencapai Rp 29,75 miliar.

Keseluruhan perolehan dana dari hasil IPO dan pelaksanaan waran dipergunakan untuk modal kerja, seperti pembelian bahan baku, penambahan produksi, dan pengembangan pemasaran. ***