EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Kamis (3/2) diperkirakan bergerak melemah. Pasalnya, para investor akan merespons rilis tingkat suku bunga di atas perkiraan pelaku pasar di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Secara teknikal IHSG, akan menguji resistance penting hari ini. ”IHSG hari ini akan bergerak pada rentang support 6.650, dan resisten 6.750,” tutur Lukman Hakim, Research Analis Reliance Sekuritas, Kamis (3/2).
Sebetulnya, IHSG mendekati area resistance, membentuk candle putih cukup tebal sudah menembus MA 20, dan membentuk lower high. Indicator stochastic melebar ke atas mendekati area overbought. Sejumlah saham berpotensi naik yaitu TGRA, BBYB, BOLA, PNBS, BACA, BTPS, MPMX, ASRI, PTPP, SMGR, dan WSKT.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat 1,15 persen ke level 6.707,65. Penguatan itu, di tengah lonjakan inflasi Indonesia di atas perkiraan pasar. Namun, markit manufacturing PMI masih mengalami ekspansi yang mengurangi risiko terjadinya stagflasi.
Sektor pendorong laju IHSG yaitu teknologi surplus 5,67 persen, transportasi melesat 2,86 persen, dan consumer cyclical menguat 2,50 persen. Investor asing membukukan net buy pada pasar reguler Rp448,27 miliar, dengan saham paling banyak dibeli BBCA, ARTO, dan BBNI.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali kompak menguat. Itu didorong kenaikan saham teknologi dengan rilis laporan keuangan memuaskan setelah pada Januari 2022 saham teknologi tertekan karena rencana kenaikan suku bunga.
Bursa saham Asia diperdagangkan mix. Indeks Nikkei minus 0,91 persen, dan indeks Kospi menanjak 2,15 persen. Pelemahan bursa Jepang didorong rilis data investasi saham, dan obligasi oleh investor asing mengalami capital outflow. (*)
Related News

Pertamina Hadirkan Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Jelantah

QRIS Resmi Dapat Digunakan di Jepang

Rayakan HUT RI ke-80, Pelita Air Beri Diskon Hingga Rp808 Ribu

Mekanisme Haji 2025, Ini Peran Pemerintah dan Swasta

Ara Bertekad Jadikan PKP Kementerian Bebas Korupsi

Pasha Ungu Soal Polemik Royalti Musik: Cuma Kurang Sosialisasi