Kebut Proyek Hilirisasi Rp371T, Target Pemerintah Serap 8 Juta Pekerja
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani. Dok. Kementan.
EmitenNews.com - Percepat hilirisasi di sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan, pemerintah menyiapkan investasi raksasa senilai Rp371 triliun. Program besar ini tak hanya akan memperkuat rantai nilai komoditas pangan nasional, tetapi juga menciptakan jutaan lapangan kerja baru di berbagai daerah.
Dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (8/11/2025), Menteri Pertanian/Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman mengatakan, jika berjalan penuh, proyek hilirisasi tersebut berpotensi menyerap hingga 8 juta tenaga kerja.
Dalam tahap awal yang dirancang saat ini, target penyerapan tenaga kerja berada di kisaran 3 juta orang dalam tiga tahun ke depan. Itu berarti sekitar 1 juta pekerja per tahun, dari sektor peternakan maupun perkebunan.
"Total kalau Rp371 triliun itu 8 juta tenaga kerja. Tapi yang kita rancang ini 1,6 juta tenaga kerja, atau kurang lebih 1 juta tenaga kerja. Kan 3 tahun nih, ada dua yang berjalan, peternakan perkebunan. Total kurang lebih 3 juta tenaga kerja. Jadi, 1 juta tenaga kerja per tahun," kata Mentan Andi Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Auditorium Kementan, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Dana jumbo Rp371 triliun tersebut akan difokuskan untuk memperkuat nilai tambah di seluruh rantai produksi pertanian, pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan, sebagai bagian dari strategi besar pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional.
Kementan tengah menyiapkan kajian studi kelayakan proyek tersebut, dan akan segera diserahkan kepada Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM Rosan Roeslani untuk ditindaklanjuti.
"Beliau yang menentukan nanti, tapi sudah disepakati semua. Prinsipnya kita sudah sepakati, dan kita percepat," ujar Amran Sulaiman.
Sejumlah komoditas unggulan akan menjadi prioritas utama dalam program hilirisasi ini, termasuk kelapa, kakao, mete, kelapa sawit, kelapa dalam, serta sektor peternakan ayam pedaging dan telur terintegrasi.
Sementara itu berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Januari-Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, meningkat 4,15 juta ton atau naik 13,54 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Itu juga berarti tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu, stok beras di gudang Bulog berada pada level tertinggi sepanjang sejarah, atau mencapai 4,2 juta ton pada Juni 2025.
Untuk produksi jagung nasional sepanjang Januari hingga Desember 2025 juga terus menunjukkan trend positif.
Berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, potensi produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen mencapai 16,55 juta ton, atau meningkat 1,41 juta ton (9,34 persen) dibandingkan periode yang sama tahun 2024. ***
Related News
Tuntas Terbitkan Obligasi Rp1,5 Triliun, IIF Raih Kepercayaan Investor
Waskita Buka Akses Jalan Papua, Nabire-Manokwari 14 Jam
Penjualan Meningkat, Dorong Naiknya Laba Bersih Citra Nusantara (CGAS)
IHSG Menguat di Akhir Pekan, Infrastruktur dan Properti Jadi Bintang
Manufaktur Masih Jadi Andalan Ekspor Sekaligus Sumber Pertumbuhan
Mendagri: Stabilitas Harga Komoditas Pokok Jaga Inflasi Oktober 2025





