EmitenNews.com — Kementerian BUMN mengusulkan untuk mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Hutama Karya (Persero) dalam RAPBN tahun anggaran 2023 sebesar Rp30,56 triliun. Dana tersebut akan digunakan untul melanjutkan dan mempercepat pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ( JTTS ). Usulan tersebut disampaikan dalam Rapat Kerja Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI pada Selasa (7/6) lalu.

 

Wakil Direktur Utama Hutama Karya, Aloysius Kiik Ro menjelaskan bahwa penambahan PMN kepada Hutama Karya akan menjadi setoran modal pemegang saham ke perusahaan, di mana Hutama Karya 100 persen dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Aloy menambahkan bahwa saat ini rencana PMN untuk Hutama Karya pada tahun anggaran 2023 sebesar Rp 30,56 triliun masih dalam tahap pengajuan.

 

"Perusahaan berharap agar proses pengajuan dapat berjalan lancar serta PMN dapat diterima sesuai dengan jadwal. Sehingga Hutama Karya dapat mengoptimalkan dana PMN untuk percepatan pembangunan ruas-ruas JTTS ," terang Aloy dalam keterangan tertulis, Rabu (15/6).

 

Apabila merujuk pada pencairan PMN di tahun sebelumnya, Hutama Karya memproyeksikan realisasi PMN tahun anggaran 2023 akan diterima pada triwulan II 2023. Nantinya, PMN tersebut akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan ruas-ruas JTTS tahap 1 seperti, Ruas Binjai - Langsa Rp1,096 miliar, Ruas Indralaya - Muara Enim Rp1,028 miliar, Ruas Kisaran - Indrapura Rp1,176 miliar, Kuala Tanjung - Parapat Rp3,037 miliar, Ruas Bengkulu - Tb. Penanjung Rp266 miliar, Ruas Sigli - Banda Aceh Rp952 miliar, Ruas Padang - Sicincin Rp5,339 miliar, Ruas Pekanbaru - Pangkalan Rp797 miliar.

 

"Serta dimulai pembangunan ruas-ruas JTTS tahap 2 yakni Ruas Betung-Tempino-Jambi senilai Rp 8,962 Miliar, dan ruas Junction Pekanbaru-Bypass Pekanbaru Rp7,909 miliar," imbuh Aloy.

 

Dari beberapa ruas tersebut, Hutama Karya akan mendahulukan penyelesaian pembangunan ruas-ruas JTTS tahap I dan sebagian JTTS tahap II

 

Pembangunan JTTS sangat penting dilakukan guna meningkatkan akses logistik serta peningkatan ekonomi dan pengembangan wilayah. Pulau Sumatra, dengan posisi sebagai penghasil Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua setelah Pulau Jawa, perlu adanya peningkatan konektivitas untuk dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi yang ada.

 

Pembangunan JTTS diyakini akan munculkan pengembangan kawasan perekonomian baru di sepanjang koridor jalan tol seperti akan dibangunnya Kawasan Industri Binjai tidak jauh dari Simpang Megawati di Jalan Tol Ruas Medan-Binjai, meningkatkan konektivitas ke beberapa lokasi wisata di Provinsi Lampung, serta meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di Kota Dumai dengan beroperasinya Jalan Tol Ruas Pekanbaru-Dumai. JTTS juga menjadi pemantik terhadap pariwisata setempat.

 

Dengan adanya JTTS waktu tempuh perjalanan di Sumatra akan menjadi lebih efisien. Misalnya, dari Bakauheni sampai dengan Palembang waktu tempuh yang sebelumnya kurang lebih 10 jam menjadi 4,5 jam. "Dan juga pembangunan JTTS diproyeksikan akan mampu menyerap tenaga kerja sampai dengan 2,3 juta orang selama masa konsesi jalan tol," tutup Aloysius.