EmitenNews.com - Kehilangan momentum, mayoritas indeks saham di Asia berbalik arah dan sore ini Selasa (18/1) ditutup turun.


Senasib dengan indeks saham Asia lainnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga terpangkas 30,9 poin atau 0,47% ke level 6.614 pada penutupan perdagangan hari ini.


Penurunan indeks saham Asia terjadi seiring dengan melonjaknya imbal hasil (yield) obligasi didorong oleh ekspektasi pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat oleh bank-bank sentral utama di dunia.


Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury) bertenor 2 tahun menembus 1% untuk pertama kali dalam hampir 2 tahun. "Karena investor mempertimbangkan risiko dari kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve) pada bulan Maret yang akan datang," ulas analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.


Dari Asia, seperti yang sudah diprediksi pasar, bank sentral Jepang atau Bank Of Japan (BOJ) di akhir pertemuan kebijakannya memutuskan tidak merubah target suku bunga jangka pendek di -0.1% dan berjanji untuk menjaga suku bunga jangka panjang di sekitar 0%.


Dalam laporan kuartalan ekonominya, BOJ merevisi ke atas proyeksi inflasi untuk tahun fiskal 2022 yang dimulai pada bulan April 2022 menjadi 1.1% dari estimasi sebelumnya, 0.9%. BOJ juga menaikkan proyeksi inflasi untuk tahun fiskal 2023 menjadi 1.1% dari 1.0%.


BOJ merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun fiskal 2023 menjadi 3.8% dari sebelumnya 2.9% dengan pertimbangan adanya dorongan dari paket stimulus ekonomi yang diluncurkan oleh Pemerintah.


Dengan laju inflasi yang berada di bawah 2% untuk beberapa tahun ke depan, BOJ menekankan komitmennya untuk mempertahankan kebijakan moneter yang super longgar meskipun bank-bank sentral besar lain justru bersiap keluar dari kebijakan moneter yang longgar.


Presiden Tiongkok Xi Jinping pada hari Senin memperingatkan kenaikan suku bunga yang terlalu cepat dapat mengganggu pemulihan ekonomi global dari pandemik Covid-19.


Xi Jinping mengatakan perubahan yang tiba-tiba pada kebijakan moneter di negara-negara barat dapat memberikan tantangan tersendiri bagi ekonomi dan stabilitas keuangan global serta negara-negara berkembang yang akan mendapat beban paling berat.


Statistik
IHSG: 6,614.059 | -30.98 poin |(-0.47%)
Volume (Shares) : 19.398 Billion
Total Value (IDR) : 11.5 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,321.345 Trillion
Foreign Net BUY (RG): IDR 169.96 Billion
Saham naik : 159
Saham turun : 400


Sektor Penekanan Terbesar
Teknologi : -222.95 poin
Transportasi & Logistik : -37.72 poin
Energi : -12.60 poin


Top Gainers:
TGKA : 7,800 | +775| +11.03%
KONI : 1,455 | +290| +24.89%
UNIC : 13,200| +250| +1.93%
BBHI : 5,875 | +250| +4.44%
BOLT : 1,175 | +235| +25.00%


Top Losers:
GGRM : 30,825| -1225| -3.82%
MCAS : 9,000 | -525 | -5.51%
ABDA : 6,325 | -425 | -6.30%
BRAM : 10,950| -425 | -3.74%
STTP : 7,300 | -400 | -5.19%.(fj)