Dari total rencana penambahan sebesar 69,5 gigawatt (GW), sekitar 42,6 GW akan berasal dari pembangkit EBT, 10,3 GW dari sistem penyimpanan energi (storage), sedangkan 16,6 GW dari pembangkit berbasis energi fosil.

Rinciannya untuk kapasitas pembangkit EBT adalah sebagai berikut Surya: 17,1 GW, Air: 11,7 GW, Angin: 7,2 GW, Panas bumi: 5,2 GW, Bioenergi: 0,9 GW, Nuklir: 0,5 GW.

Untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batubara 6,3 GW.

Pada acara Green Economic Forum 2024, Rabu (29/5/2024), Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi memerinci potensi EBT yang dimiliki RI tercatat mencapai 4 Tera Watt (TW) atau sekitar 3.687 Gigawatt (GW).

Dari jumlah tersebut energi surya mempunyai potensi yang paling besar. Adapun potensi energi surya yang dimiliki Indonesia tercatat mencapai 3.294 GW.

Dengan potensi energi surya yang cukup besar, maka pengembangan PLTS cukup menjanjikan. Pihaknya pun saat ini tengah mengkaji pengembangan PLTS Terapung di Atas Laut yang berlokasi di Cilamaya dengan potensi 2 Gigawatt (GW). ***