EmitenNews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya upaya Indonesia mencapai swasembada energi melalui penguatan ketahanan energi nasional.


"Presiden telah memberikan arahan yang jelas tentang prioritas Indonesia untuk mencapai swasembada energi. Kementerian ESDM siap mendukung penuh, termasuk melalui kerja sama strategis dengan India yang melibatkan investasi di sektor energi bersih dan terbarukan," ujarnya setelah mendampingi Presiden dalam pertemuan dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, di New Delhi, Jumat (25/1).


Dalam konteks kerja sama ini, Bahlil menekankan perlunya fokus pada investasi di energi bersih, seperti geothermal dan solar, serta pengembangan biofuel berkelanjutan, termasuk bioethanol dan bioavtur. Menurutnya pengembangan ini sejalan dengan visi Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal demi keberlanjutan.


"India memiliki potensi besar untuk mendukung pengembangan biofuel dan energi terbarukan di Indonesia. Dengan adanya kolaborasi di bidang ini, kedua negara dapat berkontribusi pada target global terkait keberlanjutan dan dekarbonisasi," ungkap Bahlil.


Salah satu perwujudan kerja sama energi antara Indonesia dan India dilaksanakan melalui forum bilateral seperti Indonesia-India Energy Forum (IIEF). Dalam forum ini, kedua negara membahas berbagai strategi untuk memperkuat kolaborasi di bidang minyak dan gas bumi, energi terbarukan, dan batubara.


Selain itu, India juga mendorong kerja sama melalui inisiatif global seperti Global Biofuel Alliance (GBA), yang diluncurkan pada G20 2023. Dalam hal ini, Indonesia mendukung pengembangan dan penggunaan biofuel yang mencakup bioethanol, biodiesel dan, sustainable aviation fuel (SAF).


Kunjungan Presiden RI ke India diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral, termasuk sektor energi yang memainkan peran penting dalam perekonomian kedua negara.


"Kita ingin memastikan bahwa hubungan Indonesia dan India di sektor energi terus tumbuh, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi masing-masing negara, tetapi juga untuk berkontribusi pada target global terkait keberlanjutan dan dekarbonisasi," tutup Bahlil.(*)