Ketidakpastian Langkah Fed Jadi Sumber Volatilitas di Pasar Saham Global
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Kamis (12/5) dibuka melemah setelah indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir turun tajam.
Indeks saham NASDAQ semalam anjlok lebih dari 3% dan DJIA memperpanjang rangkaian penurunan menjadi 5 hari beruntun.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 8 bps menjadi 2.91%.
"Data terkini memberi sinyal bahwa inflasi di AS akan tetap tinggi untuk beberapa waktu ke depan sehingga memperbesar kekhawatiran bank sentral AS (Federal Reserve) kembali mengambil langkah-langkah pengetatan kebijakan moneter yang dapat mendorong ekonomi AS jatuh ke dalam jurang resesi," ulas analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Data Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CPI) tumbuh 8.3% Y/Y di bulan April, sedikit melambat dari laju pertumbuhan 8.5% di bulan Maret namun masih lebih tinggi dari estimasi pasar, 8.1% Y/Y. Secara bulanan (Month-over-Month), CPI naik 0.3%, terkecil sejak bulan Agustus 2021 dan turun dari kenaikan 1.2% di bulan Maret.
Laju Inflasi Inti (Core CPI) juga mengalami deselerasi di bulan April dengan naik 6.2% Y.Y setalah naik 6.5% Y/Y di bulan Maret. Secara bulanan (Month-over-Month), core CPI naik 0.3%, lebih rendah dari estimasi kenaikan 0.4%.
"Data inflasi bulan April ini memberi sedikit gambaran mengenai seberapa jauh Federal Reserve harus melangkah dalam menaikkan suku bunga acuan dan memperketat kebijakan moneter untuk membawa inflasi kembali turun ke target 2%," tambah Dustin.
Ketidakpastian mengenai langkah yang akan di ambil Federal Reserve dan apakah langkah-langkah itu akan sukses menekan inflasi dan mencegah ekonomi AS memasuki resesi akan menjadi sumber volatilitas di pasar saham global.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah lompat setelah anjlok hamoir 10% pada dua hari sebelumnya. Kenaikan ini di dorong oleh kekhawatiran atas pasokan minyak setelah volume aliran gas alam asal Rusia ke Eropa turun tajam.
Aliran gas alam dari Rusia ke Eropa turun 25% setelah Kyiv menutup sebuha rute transit dengan alasan rute itu mendapat gangguan dari militer Rusia. Ini adalah untuk pertama kali ekspor melalui Ukraina mengalami gangguan sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Kenaikan harga juga di dorong oleh Uni Eropa yang masih sibuk menggalang dukungan di antara negara-negara anggota untuk menjatuhkan embargo minyak atas Rusia.
Untuk perdagangan hari ini Phillip Sekuritas memperkirakan IHSG hari ini cenderung bearish di rentang 6.775 - 6.880. Berikut saham yang direkomendasikan.
MARK
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 1040
Target Price 1 : 1085
Target Price 2 : 1100
Stop Loss : 995
RUNS
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 236
Target Price 1 : 258
Target Price 2 : 272
Stop Loss : 214
SATU
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 109
Target Price 1 : 119
Target Price 2 : 124
Stop Loss : 99. (fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha