EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini, Senin, 15 Juli 2024 akan bergerak dengan kecenderungan melemah terbatas. IHSG akan menguji level classic support 7.287, dan resistance level 7.377. Itu menyusul ketidakstabilan kondisi ekonomi politik Amerika Serikat (AS) menjelang Pemilihan Umum November 2024 mendatang. 

Itu terbukti dari aksi penembakan terhadap Calon Presiden Donald Trump pekan lalu. Situasi dan kondisi itu, memancing ketidakpastian politik AS, dan menjadi kekhawatiran bagi investor untuk lebih savings terhadap modal beberapa saat ke depan hingga keadaan stabil.

Secara teknikal, IHSG sudah berada pada area resistance 7.317-7.356. So, saat ini IHSG rawan akan adanya pullback terlebih dahulu ke area moving average 5. Oleh karena itu, stocknow.id merekomendasikan sejumlah saham sebagai jujukan untuk dikoleksi antara lain berikut ini.

Barito Pacific (BRPT) dengan proyeksi Rp1.130, dan stop loss Rp1.085. Harum Energy (HARUM) Rp1.260, dan stop loss Rp1.215. Sarana Menara (TOWR) Rp810, dan stop loss Rp785. Wijaya Karya (WIKA) Rp236, dan stop loss Rp228.

Pada perdagangan Jumat, 12 Juli 2024, IHSG ditutup pada level 7.327 atau naik 27,1 poin dengan persentase 0,37 persen dibanding penutupan hari sebelumnya dengan total nilai transaksi Rp10,1 triliun, dan jumlah saham diperdagangkan 12,7 miliar lembar. Investor asing mencatat net buy Rp652 miliar. 

Di sisi lain, Jerome Powell bos The Fed kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga tetap sebelum pemilu, meski laporan inflasi Juni 2024 lebih rendah dari perkiraan telah memicu harapan pasar akan penurunan suku bunga pada akhir tahun. Spekulasi itu, telah menyebabkan penurunan dolar AS (USD), dan lonjakan berbagai sektor pasar, termasuk obligasi, saham-saham berkapitalisasi kecil, dan perusahaan pengembang.

Analisis Gavekal Research menunjukkan data inflasi saat ini lebih mendukung penurunan suku bunga dibanding akhir tahun lalu, dengan indeks harga konsumen (IHK) tahunan tiga bulan di bawah target 2 persen Fed setelah penyesuaian. CPI inti juga turun menjadi 1,8 persen pada basis penyesuaian tiga bulan. Meski pasar bereaksi terhadap data ini, The Fed di bawah kepemimpinan Powell tetap berkomitmen merespons data ekonomi, sehingga perubahan suku bunga sebelum pemilu November mungkin terjadi jika tren inflasi saat ini berlanjut. (*)