EmitenNews.com—Manajemen BUMN angkutan laut PT ASDP Indonesia Ferry optimistis laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earning  before  interest,  tax,  depreciation,  and  amortization /EBITDA) perseroan tahun ini menembus angka Rp 1 triliun. Selain itu, perseroan melanjutkan rencana penawaran umum perdana (initial  public  offering /IPO) saham tahun depan.

 

"Dengan performa perseroan yang sangat baik saat ini, kami optimistis target EBITDA Rp 1 triliun tahun ini tercapai," kata Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi saat meninjau pelabuhan Ajibata dan Ambarita, Toba, Sumatera Utara, Rabu (17/8/22).

 

Ira mengungkapkan, pada semester I-2022, ASDP Indonesia Ferry membukukan nilai EBITDA positif sebesar Rp 618,13 miliar, melonjak 64,03% dari tahun 2021 yang mencapai Rp 376,83 miliar. Perseroan menorehkan laba bersih Rp 380,5 miliar dan pendapatan Rp 1,89 triliun. "Realisasi semester I-2022 telah mencapai 93% dari target pendapatan 2022 yang sebesar Rp 2,02 triliun," ujar dia.

 

Menurut Ira Puspadewi, angkutan logistik masih menjadi kontributor terbesar dalam mendongkrak pendapatan perusahaan. Dari target kendaraan logistik tahun ini dengan skenario masa pandemi sebanyak 1,76 juta unit, ASDP hingga semester I-2022 berhasil melayani 631.740 unit kendaraan logistik.

 

"Kendaraan tersebut didominasi truk yang terdiri atas golongan VB, VIB, VII B, VIII , dan IX dengan total pendapatan sekitar Rp 430 miliar," tutur dia.

 

Ira menjelaskan, kontribusi muatan barang, termasuk curah, juga mengalami kenaikan yang signifikan. Dari target 2022 sebanyak 123 ribu ton, hingga Juni telah diangkut muatan barang sebanyak 1,33 juta ton dengan nilai pendapatan Rp 16 miliar.

 

Pada periode yang sama, kata Ira, segmen penyeberangan produksi perintis dan komersial gabungan, di antaranya penumpang, mencapai 3,73 juta orang. Angka itu melesat 104% dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu yang mencapai 1,83 juta orang.

 

Dia menambahkan, kendaraan roda 2 dan 3 yang diangkut ASDP berjumlah 1,80 juta unit, melejit 76%, kendaraan roda 4 atau lebih mencapai 1,95 juta unit (meningkat 64%), dan barang mencapai 1,98 juta ton, melambung 326% dibandingkan realisasi 2021.

 

"Menariknya lagi, selama pandemi Covid-19 terjadi shifting perubahan perilaku dari pejalan kaki ke kendaraan pribadi atau kendaraan penumpang sehingga terjadi peningkatan pada kendaraan penumpang. Sedangkan untuk logistik, kenaikan didukung regulasi bahwa tidak ada pembatasan pergerakan untuk kendaraan logistik," papar dia.