EmitenNews.com – Laba Usaha PP Presisi meningkat 24% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp344 miliar pada akhir September 2021, dari sebesar Rp277 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan Pendapatan sebesar 18,5% yoy dari Rp1,6 triliun (9M20) menjadi Rp1,9 triliun (9M21). 


“Peningkatan pendapatan ini tidak terlepas dari usaha percepatan proyek-proyek konstruksi yang dilakukan selama periode pelonggaran PPKM serta usaha peningkatan kinerja operasional jasa pertambangan nikel”, cetus Rully Noviandar, Direktur Utama PP Presisi. 


“Di samping kedua usaha tersebut, peningkatan kinerja Perseroan juga ditopang oleh kinerja ventura LMA pada proyek pembangunan Bandara Dhoho, Kediri, yang ikut menyumbang laba sebesar Rp64 miliar, sehingga mendorong perolehan Laba Bersih sebesar Rp107,4 miliar (9M21) meningkat 114,4% yoy dari Rp50,1 miliar (9M20)”, lanjut Rully. 


“EBITDA juga melesat menjadi sebesar Rp693,4 miliar (9M21) meningkat 11,2% yoy dari Rp623,7 miliar (9M20)”, tambah Rully. 


Total Aset meningkat sebesar 1,4% dari Rp6,9 triliun (31 Desember 2020) menjadi Rp7,0 triliun (30 September 2021) seiring dengan peningkatan Aset Lancar sebesar 4,6% dari Rp4,0 triliun (31 Desember 2020) menjadi Rp4,2 triliun (30 September 2021), serta peningkatan Investasi pada ventura bersama sebesar 123,9% dari Rp51,4 miliar (31 Desember 2020) menjadi Rp115,1 miliar (30 September 2021). 


Debt dapat dipertahankan pada level Rp2,0 triliun seiring dengan kebutuhan Perseroan untuk pembiayaan capex pembelian alat berat yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan perolehan proyek baru. Sementara itu, Total Ekuitas meningkat sebesar 3,1% dari Rp2,8 triliun (31 Desember 2020) menjadi Rp2,9 triliun (30 September 2021). 


“Selain berhasil meningkatkan kinerja operasional & keuangan, margin Laba Usaha juga meningkat dari 17,4% (9M20) menjadi 18,2% (9M21)”. “Demikian juga ROA meningkat dari 1,0% (9M20) menjadi 2,0% (9M21), dan ROE meningkat dari 2,4% (9M20) menjadi 4,9% (9M21)”, ujar Benny Pidakso, Direktur Keuangan PP Presisi. 


“Ruang untuk melakukan leveraging masih terbuka sangat luas, karena rasio net debt to equity dapat dipertahankan di kisaran 0,8X. Terbukanya ruang leveraging yang besar menjadi sangat penting bagi pengembangan mining services nikel yang telah terbukti pada peningkatan kinerja Perseroan”, tutup Benny.