EmitenNews.com - Wika Beton (WTON) per 30 September 2024 meraup laba bersih Rp33,46 miliar. Melejit 13 persen dari periode sama tahun lalu senilai Rp29,59 miliar. Oleh sebab itu, laba bersih per saham dasar menjadi Rp3,84 dari sebelumnya Rp3,40. 

Pendapatan usaha Rp3,38 triliun, surplus 13 persen dari episode sama tahun lalu Rp2,98 triliun. Beban pokok pendapatan terkumpul Rp3,14 triliun, bengkak dari edisi sama tahun lalu senilai Rp2,73 triliun. Laba kotor terkumpul Rp238,06 miliar, melorot dari periode sama tahun lalu sebesar Rp249,37 miliar. 

Beban umum dan administrasi Rp119,62 miliar, bengkak dari Rp90,73 miliar. Beban pengembangan bisnis Rp3,28 miliar, bertambah dari Rp2,33 miliar. Beban pemasaran Rp808,76 juta, bengkak dari Rp463,41 juta. Total beban usaha terakumulasi senilai Rp123,71 miliar, bengkak dari periode sama tahun lalu Rp93,53 miliar. 

Laba usaha Rp114,34 miliar, melorot 26,62 persen dari posisi sama tahun lalu Rp155,83 miliar. Pendapatan nilai instrumen keuangan Rp709,84 juta, melonjak dari tekor Rp41,57 miliar. Pendapatan bunga Rp3,01 miliar, susut dari Rp3,61 miliar. Bagian rugi pada ventura bersama Rp1,58 miliar, drop dari edisi sama tahun lalu Rp3,68 miliar. 

Laba selisih kurs Rp498,87 juta, melonjak dari Rp133,94 juta. Beban pajak final Rp21,08 miliar, bengkak dari Rp15,83 miliar. Beban bunga Rp28,83 miliar, susut dari Rp50,57 miliar. Beban lain-lain Rp23,68 miliar, bengkak dari Rp14,33 miliar. Total Beban lain-lain Rp70,97 miliar, susut dari Rp115,16 miliar. 

Laba sebelum pajak terkumpul Rp43,37 miliar, melejit dari periode sama tahun lalu Rp40,67 miliar. Beban pajak penghasilan Rp10,33 miliar, mengalami perosotan dari episode sama tahun lalu Rp12,91 miliar. Laba bersih tahun berjalan Rp33,03 miliar, melesat dari fase sama tahun lalu Rp27,75 miliar. 

Jumlah ekuitas terakumulasi senilai Rp3,65 triliun, mengalami lonjakan dari akhir 2023 sebesar Rp3,62 triliun. Total liabilitas tercatat Rp3,52 triliun, mengalami penyusutan dari akhir tahun lalu senilai Rp4 triliun. Jumlah aset terkumpul Rp7,18 triliun, mengalami koreksi dari akhir tahun sebelumnya Rp7,63 triliun. (*)