EmitenNews.com - PT AKR Corporindo (AKRA) sepanjang tahun lalu mencatat laba bersih Rp925 miliar. Laba bersih itu, tumbuh 30 persen dibanding 2019 mencapai Rp714 miliar. Itu sejalan pertumbuhan laba usaha 15 persen menjadi Rp1,25 triliun. Selain itu, arus kas operasi meningkat 62 persen menjadi Rp1,06 triliun.


”Performa kuat terefleksi dari penurunan utang terhadap ekuitas menjadi 22 persen. Marjin laba usaha meningkat menjadi 7,1 persen, dan marjin laba bersih 5,2 persen,” tutur Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo, di Jakarta, Kamis (25/3). 


Investasi pada fasilitas penyimpanan pelabuhan utama, jaringan logistik, dan platform IT menjadi kunci sukses dalam mengirimkan produk ke pelanggan dengan tepat waktu tanpa kendala. Selain itu, efisiensi operasional juga mendongkrak kinerja. Sejauh ini, AKR telah menginvestasikan dana Rp7 triliun lima tahun terakhir. Dana itu, untuk meningkatkan infrastruktur logistik dan konektivitas Indonesia. 


Pengembalian investasi itu, juga akan mendukung pertumbuhan laba dua digit di masa depan. Investasi itu, termasuk Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) berkontribusi bagi profitabilitas. Sejauh ini, JIIPE menawarkan banyak keuntungan seperti pelabuhan laut dalam, utilitas dan pelayanan dalam 1 pintu, serta kemudahan perizinan.


Pada Maret 2021 ini, AKR sudah menjual tanah seluas 14 hektare (ha) di kawasan JIIPE. Penjualan lahan itu, tentu akan berdampak signifikan terhadap profitabilitas perseroan. Tahun ini, perusahaan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp250-300 miliar. Belanja modal untuk mendukung target kinerja. Alokasi belanja modal tahun ini, tidak seperti tahun lalu. Sesuai rencana, belanja modal untuk pengembangan lini usaha bahan bakar minyak (BBM) dan kimia dasar. ”Ya, belanja modal untuk pengembangan usaha bersama dengan British Petroleum (BP),” imbuh Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu.


Tahun ini, perseroan akan mengoperasikan depo avtur baru. Depo itu, diharap berkontribusi pada peningkatan volume BBM. Dengan belanja modal itu, volume perdagangan BBM bisa tumbuh 10-12 persen. Tahun lalu, AKR berhasil mencapai volume BBM 2,3 juta KL. Lompatan volume perdagangan ditopang pertambahan pelanggan sektor smelter, perkebunan sawit, bunker service, dan pabrikan, seiring perbaikan perekonomian.


Selain bisnis perdagangan BBM, perseroan juga berencana meningkatkan bisnis kawasan industri. AKR menarget porsi laba JIIPE mencapai 22 persen pada 2023. Perseroan mematok pertumbuhan laba bruto rata-rata 13-15 persen 3-4 tahun ke depan atau hingga 2023. (Rizki)