EmitenNews.com - Bank Jago (ARTO) meluncurkan Jago Digital Academy (JDA). Itu sebagai wadah kolaboratif para talenta bidang teknologi (tech talents) dalam mengakselerasi pengetahuan, dan kompetensi digital. Sebagai bank berbasis teknologi tertanam dalam ekosistem, Bank Jago memiliki aspirasi untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta insan melalui solusi finansial digital.


Oleh karena itu, Bank Jago senantiasa berinovasi dan menciptakan solusi kreatif melalui berbagai inisiatif. ”Jago Digital Academy merupakan salah satu inovasi Bank Jago untuk berperan aktif dalam menciptakan dampak luas, dan berkontribusi positif dalam memajukan kualitas sumber daya manusia. Melalui program itu, kami berharap dapat membentuk, dan menghasilkan talenta-talenta digital tidak hanya kompeten tetapi juga siap bekerja,” tutur Arief Harris Tandjung, Direktur Utama Bank Jago. 


Bank Jago berkolaborasi dengan banyak elemen dalam pengembangan Jago Digital Academy, terutama perguruan tinggi, dan mitra ekosistem digital. Melalui program itu, mahasiswa didorong mencari pengalaman di luar kampus, belajar dari para ahli bidang teknologi digital, dan siap menerjuni dunia kerja makin kompetitif. 


Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat dunia, dan ekonomi terbesar Asia Tenggara, demografi Indonesia didominasi generasi muda berusia produktif. Meski memiliki keunggulan demografi, Indonesia masih dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama sisi kompetensi digital. Itu sejalan temuan World Economic Forum melalui survei The Future of Jobs Report 2023, kalau adopsi teknologi akan menjadi kunci pendorong transformasi bisnis lima tahun ke depan, termasuk dunia perbankan sebagai industri esensial. 


Saat ini, program Jago Digital Academy dibuka untuk tiga jalur kemampuan teknis, yaitu Product Management, Engineering, dan Data Science. Ketiganya akan dilengkapi pengetahuan mengenai digital banking, dan Soft Skills dibutuhkan dunia profesional. ”Kontestan Jago Digital Academy nanti dapat mengembangkan ide dalam lingkungan kolaboratif melalui sistem mentoring, dan studi kasus berbasis proyek,” imbuh Maya Kartika, Head of Communication, Culture and Sustainability Bank Jago.


Untuk membekali langsung dengan pengalaman dunia kerja yang agile, peserta terpilih akan mendapat kesempatan magang di ekosistem Bank Jago. Melalui kemitraan dengan perguruan tinggi, program Jago Digital Academy juga dapat diperhitungkan sebagai satuan kredit semester (SKS) perkuliahan mahasiswa. Keseluruhan program dapat dijalani oleh peserta sesuai dengan kecepatan proses belajar masing-masing. 


Saat ini, Universitas Indonesia dan Universitas Bina Nusantara telah bekerja sama dengan Jago Digital Academy sebagai bagian dari studi independen yang dapat dikonversi menjadi SKS. Bank Jago juga tengah menjajaki kerja sama dengan program magang Kampus Merdeka, dan sejumlah perguruan tinggi lain, sehingga ke depannya memungkinkan peserta dari kampus-kampus lain dapat mengkreditkan Jago Digital Academy sebagai SKS. ”Kami juga sedang menjajaki beberapa kampus lain di Indonesia. Kami ingin program ini berdampak luas kepada calon-calon tech talents yang akan terjun ke dunia kerja,” ucap Maya Kartika. 


Mitra strategis Bank Jago dalam program ini adalah Dkatalis Digital Lab, perusahaan digital yang fokus membangun solusi digital untuk mempercepat laju pertumbuhan melalui teknologi. ”Dkatalis melihat era digital saat ini, sosok tech engineer makin critical atau tidak terpisahkan di semua industri. Melalui Jago Digital Academy, kami memfasilitasi mereka yang ingin memperdalam digital skills untuk mendapatkan in-depth learning modul-modul khusus, mempelajari studi kasus korporasi, hingga mendapat bimbingan dari para praktisi berpengalaman. Itu sejalan aspirasi kami menjadi katalis, yaitu memiliki andil dalam setiap perubahan melalui solusi digital,” tegas Kharim Siregar, CEO Dkatalis. 


Sementara itu, Arief Harris Tandjung menegaskan, Bank Jago bersama dengan para mitra strategis berkomitmen untuk aktif berkontribusi dalam pertumbuhan digital Indonesia, tidak hanya industri finansial atau perbankan, tetapi juga dari sisi penguatan infrastruktur, dan kompetensi sumber daya manusia. (*)