EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu terkoreksi 0,41 persen menjadi 7.898. Itu setelah sempat mencapai level intraday tertinggi baru di kisaran 8.017. Penguatan indeks signifikan pekan lalu, mendorong profit taking menjelang libur long weekend akhir pekan lalu. 

Sektor infrastruktur melemah terbesar, dan sektor teknologi masih mencatat penguatan terbesar. Presiden Prabowo mengusulkan anggaran tahun 2026 sebesar USD234 miliar surplus 7,3 persen year on year (YoY), dengan proyeksi defisit 2,48 persen dari product domestic bruto (PDB) dari sebelumnya 2,78 persen, dan mematok menutup defisit tersebut pada 2028. Pertumbuhan PDB tahun 2026 diproyeksi 5,4 persen dari 5,2 persen.

Secara teknikal, indikator Stochastic RSI IHSG mendekati area overbought, dan volume jual meningkat signifikan. So, indeks berpotensi melanjutkan koreksi, dan berpeluang menutup gap down 7.800. Investor akan mencermati sejumlah agenda penting pekan ini. Yaitu, pertemuan para bank sentral dunia di Simposium Jackson Hole pada 21-23 Agustus 2025.

Di mana, Chairman The Fed Jerome Powell dijadwalkan berpidato pada Jumat, 22 Agustus 2025. Investor mengharap mendapat indikasi arah kebijakan moneter The Fed selanjutnya dari pidato Powell tersebut. Selain itu, investor juga akan mencermati FOMC Minutes, 21 Agustus 2025, dan data sektor perumahan.

Amerika Serikat (AS) juga akan merilis Indeks PMI, Euro Area, Inggris, Jepang, Australia, dan India. Nah, investor domestik menanti rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Rabu, 20 Agustus 2025 diperkirakan mempertahankan BI Rate pada level 5,25 persen. 

Berdasar data tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Antara lain Mayora Indaha (MYOR), Map Aktif Adiperkasa (MAPA), Adi Sarana Armada (ASSA), Perusahaan Gas Negara alias PGN (PGAS), dan Elnusa (ELSA). (*)