EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir melorot 0,72 persen menjadi 7.344. Koreksi menurung indeks setelah mengalami reli selama beberapa hari akhir. Indeks merosot menyusul aksi profit taking. 

Beberapa saham penopang lonjakan indeks, seperti saham-saham konglomerasi, saham dengan berita individual, dan kinerja bagus, mengalami tekanan jual akibat investor merealisasikan keuntungan. Selain itu, koreksi harga emas juga mendorong pelemahan saham-saham komoditas. 

Sepanjang perdagangan kemarin, volume dan nilai transaksi mengalami lompatan di atas rata-rata harian. Nah, 10 dari 11 sektor mengalami koreksi. Saham sektor infrastruktur menjadi satu-satunya sektor penyokong indeks. Secara teknikal, indeks berpeluang melanjutkan koreksi menguji level psikologis 7.300. 

Kalau breaklow dari level tersebut, indeks berpotensi menutup gap 7.291. Pendeknya, sepanjang perdagangan hari ini, Rabu, 23 Juli 2025, indeks akan menjelajahi area support 7.300, dan posisi resistance di kisaran 7.450. Investor mencermati rilis keuangan paruh pertama 2025.

Selain itu, investor menanti pertemuan The Fed pekan depan, perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan mitra dagang menjelang batas waktu pelaksanaan tarif pada 1 Agustus 2025. Kalau banyak negara menerima tarif tetap atau lebih kecil dari Indonesia, akan menurunkan daya saing ekspor Indonesia ke AS. 

Menilik data fakta itu, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Buma Internasional (DOID), Alamtr Resources (ADRO), Adaro Minerals (ADMR), Adaro Andalan Indonesia (AADI), dan Bank BTPN Syariah (BTPS). (*)