EmitenNews.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023 secara online dan offline pada hari Rabu (28/6/2023). Terdapat lima agenda RUPST BEI 2023, yaitu: 1) Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2022. 2) Persetujuan Penyisihan Cadangan Wajib Perseroan Tahun Buku 2022.


Lalu, 3) Penunjukan Akuntan Publik Perseroan untuk Tahun Buku 2023, 4) Perubahan Permodalan Perseroan berupa: a) Penarikan Kembali dan Penghapusan Saham yang Telah Dibeli Kembali oleh Perseroan; dan b) Penambahan Modal Dasar dan Modal Disetor Perseroan, 5) Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. RUPST BEI ini dihadiri oleh 103 Pemegang Saham (atau 100% dari jumlah Pemegang Saham yang memiliki hak suara).


Kinerja BEI Tahun 2022

Pasar modal Indonesia pada tahun 2022 ditutup dengan kinerja positif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai posisi 6.850,52 atau naik 4,09% dibandingkan akhir tahun 2021. Total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir tahun 2022 tercatat sebesar Rp9.499 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 15,1% (yoy). 


Dari segi likuiditas perdagangan efek saham, Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) saham pada tahun 2022 juga mengalami kenaikan sebesar 10% (yoy) mencapai Rp14,7 triliun. Pada tahun 2022, rata-rata frekuensi perdagangan harian saham juga mengalami kenaikan sebesar 0,9% menjadi 1,3 juta transaksi per hari.


Posisi IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI yaitu 7.318 pada 13 September 2022. Selain itu, rata-rata volume perdagangan harian saham juga mengalami kenaikan sebesar 16% menjadi 23,9 miliar saham per hari.


Aktivitas jumlah pencatatan efek baru masih bertumbuh secara positif, BEI mampu mencatatkan 59 Perusahaan Tercatat saham baru dengan fund raised mencapai Rp33,1 triliun. Hal ini menghantarkan total 825 Perusahaan Tercatat di BEI sampai dengan akhir tahun 2022. 


Penerbitan EFT baru

Selain saham, BEI juga mencatatkan satu penerbitan ETF baru, 13 emisi waran terstuktur, sembilan emisi obligasi dan sukuk dari penerbit baru dan 122 emisi obligasi dan sukuk dari penerbit yang sebelumnya pernah menerbitkan obligasi/sukuk.


Kemudian dari segi pengembangan investor, pada tahun 2022, total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 10,3 juta, mengalami pertumbuhan sebesar 37,7% atau peningkatan sebanyak 2,8 juta. Sedangkan pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 4,4 juta investor atau naik 28,6% dibandingkan posisi pada akhir tahun 2021.


Sepanjang tahun 2022, BEI telah meluncurkan sejumlah produk dan layanan baru, di antaranya: 1) Notasi Khusus “N” yakni Notasi Khusus untuk Perusahaan Tercatat yang menerapkan Saham Dengan Hak Suara Multipel (SHSM) pada akhir Januari 2022; 2) integrasi e-Registration dengan Sistem Perizinan dan Registrasi Terintegrasi (SPRINT) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Februari 2022;


3) penutupan kode domisili investor pada Juni 2022; 4) Produk baru sebagai tambahan alternatif produk investasi bagi investor yakni Waran Terstruktur pada 19 September 2022; 5) Indeks IDX Sharia Growth pada 31 Oktober 2022; 6) Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders pada 11 November. (Eko Hilman). ***