LPEI Catat Ekspor Mi Instan Indonesia Meningkat, Tahun Lalu Senilai USD271 Juta
EmitenNews.com - Indonesia tidak hanya mengkonsumsi mi instan, tetapi juga diekspor. Menariknya, karena trennya meningkat, termasuk ke pasar-pasar nontradisional. Lihatlah. Nilai ekspor mi instan Indonesia tembus USD271,34 juta pada tahun lalu. Terjadi peningkatan 22,96 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai USD220,7 juta.
"Data terkini menunjukkan nilai ekspor kumulatif Januari-September 2021 tercatat sebesar USD185,04 juta," kata Kepala Divisi Indonesia Eximbank Institute (IEB Institute), unit riset Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Rini Satriani dalam rilisnya yang dikutip Jumat (10/12/2021).
Pada 2020, untuk tujuan ekspor, mi instan Indonesia sebagian besar merambah pasar Malaysia. Porsi untuk negeri jiran itu, 31,4 persen. Diikuti, Australia sebesar 9,84 persen. Kemudian ke Singapura sebesar 4,7 persen dari total ekspor, Amerika Serikat 4,51 persen, dan Timor Leste 4,25 persen.
Menurut Rini Satriani, ekspor mi instan Indonesia ke lima negara tujuan tersebut dalam lima tahun terakhir (2016-2020) menunjukkan tren positif. Itu tercermin dari tingkat pertumbuhan per tahun selama rentang periode waktu tertentu atau mencerminkan Compound Annual Growth Rate (CAGR) yang positif.
Berdasarkan pergerakan dan pengamatan data ekspor mi instan 2020-2021, permintaan sejumlah negara tujuan ekspor utama Indonesia naik. Timor Leste menjadi USD9,78 juta, Kamboja menjadi USD7,75 juta, Taiwan USD6,42 juta, Vietnam USD3,29 juta, dan Madagaskar menjadi USD1,98 juta.
Rini Satriani menyebutkan, destinasi itu merupakan pasar nontradisional, sehingga memberikan sinyal bahwa peluang pasar ke depan semakin terbuka. Tidak hanya untuk mi instan tetapi produk makanan olahan lainnya.
Data Trade Map menunjukkan, Indonesia merupakan negara peringkat empat eksportir produk pasta dunia pada 2020, setelah China. Ekspor produk pasta RI didominasi oleh mi instan dengan porsi 88,49 persen. Sisanya adalah pasta jenis lainnya 11,12 persen, sohun 0,27 persen, dan bihun 0,11 persen.
Untuk konsumsi, Indonesia merupakan negara kedua terbesar dunia, setelah China. World Instant Noodle Association menyatakan konsumsi mi instan global mencapai 116,56 miliar porsi. Indonesia mengkonsumsi 12,6 miliar porsi atau setara dengan 10,84 persen konsumsi dunia pada 2020. ***
Related News
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya
BI Kerahkan Empat Instrumen untuk Jaga Stabilitas Rupiah
Membaik, Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II Surplus USD5,9 Miliar