EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin minus 1,29 persen menjadi 7.214. Pelemahan itu, dipimpin saham-saham sektor properties & real estate 1,78 persen, dan energi 1,77 persen. Asing membukukan net sell sebesar Rp733,31 miliar di pasar reguler.

Saham paling banyak dijual pemodal bule seperti BBRI, ADRO, TLKM, BBCA, dan ASII. Katalis negatif IHSG datang dari pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD), arah tingkat suku bunga acuan Bank Sentral Indonesia, China minggu depan, dan pidato Gubernur Bank Sentral AS. 

Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk bearish harami, dan indikator stochastic dead cross pada area oversold. Itu mengartikan IHSG berpeluang besar melanjutkan penurunan. Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 15 November 2024, IHSG akan bergerak dengan support pada level 7.182, dan resistance level 7.319. 

IHSG akan dipengaruhi rilis data neraca perdagangan Indonesia edisi Oktober 2024. Merujuk data itu, Reliance Sekuritas menjagokan sejumlah saham berikut. Yaitu, Bukalapak (BUKA), Bank BNI (BBNI), Dayamitra alias Mitratel (MTEL), dan Sumber Alfaria (AMRT). 

Pagi ini, bursa Asia mayoritas bergerak mixed. Indeks Nikkei 225 menguat 1,42 persen, dan indeks Kospi diperdagangkan melemah 0,67 persen. Hari ini pergerakan bursa Asia akan dipengaruhi rilis data Gross Domestic Product (GDP) Jepang kuartal III 2024, dan beberapa data penting indikator ekonomi China. 

Sementara itu, indeks utama bursa Amerika Serikat (AS) mayoritas melamah. Sentimen negatif berasal dari pidato Gubernur Bank Sentral AS. Ya, Jerome Powell mengatakan pertumbuhan ekonomi sedang berlangsung, pasar kerja solid, dan inflasi tetap berada di atas target 2 persen, berarti bank sentral AS tidak perlu terburu-buru menurunkan suku bunga, dan dapat mempertimbangkan dengan hati-hati. (*)