EmitenNews.com - Eksistensi Exchange Traded Fund (ETF) di Indonesia 13 tahun terakhir begitu semarak. Sebagai perintis, PT Indo Premier Investment Management (IPIM), telah meluncurkan Reksa Dana ETF (Reksa Dana Bursa) dikenal sebagai Premier ETF.
Premier ETF memelopori berbagai strategi investasi dan inovatif secara efisien, transparan, dan fleksibel. Menggandeng FTSE Russell, IPIM meluncurkan produk ETF baru berlabel Reksa Dana Indeks Premier ETF FTSE Indonesia ESG dengan kode perdagangan XIFE. ETF atau Reksa Dana Bursa adalah produk Reksa Dana yang unit penyertaannya (UP) dapat diperdagangkan setiap saat selama jam perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI).
”Sebagai pengelola RD ETF terbesar Indonesia, kami terus menggali ide-ide produk baru memberi kemudahan investor. Reksa Dana Indeks Premier ETF FTSE Indonesia ESG merupakan ETF ke-14 yang kami luncurkan,” tutur Noviono Darmosusilo, Direktur IPIM, di Jakarta, Kamis (25/3).
Situasi pandemi Covid-19, berdampak pada seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali industri pasar modal. Itu membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami koreksi 37,8 persen menuju titik terendah 3,937,6 Maret 2020. Dan, kini Indeks kembali mengalami menguat lebih 63,4 persen ke level 6.435,2.
Di tengah dinamisasi pasar itu, ETF dapat menjadi alternatif instrumen investasi tepat. Mampu memberi hasil pasar konsisten. Instrument ETF memberi transparansi maksimal dari isi portofolio, memberi keleluasaan investor bertransaksi setiap jam bursa. Tidak hanya keunggulan komparatif, ETF juga berada di garda depan dalam penerapan prinsip-prinsip etika bisnis.
”Sejak 2014 IPIM melalui Reksa Dana Premier ETF Sri-Kehati (XISR) telah menjadi pelopor instrumen investasi ETF ESG pertama Asia Tenggara memberi kinerja investasi kompetitif terhadap pasar. Secara global, tentu meningkatkan minat investor berinvestasi berwawasan ESG di Indonesia,” tambah Direktur PT Indo Premier Investment, Noviono Darmosusilo.
”Hanya dengan satu klik atau satu order, investor dapat memiliki portofolio 32 saham unggulan berfundamental baik dan mempertimbangkan aspek ESG. Secara kinerja melebihi imbal hasil indeks LQ45 dan IHSG sejak tanggal dasar indeks 22 Juni 2015. Investor dapat meningkatkan atau menurunkan porsi saham bertema faktor ESG ini dengan cepat secara mudah sesuai strategi investasi, baik berupa tactical asset allocation maupun buy and hold strategy,” beber Suwito Haryatno, Direktur IPIM.
Dalam peluncuran produk itu, IPIM kembali menggandeng Deutsche Bank AG, cabang Jakarta sebagai Bank Kustodian dan PT Indo Premier Sekuritas sebagai Dealer Partisipan. Bagi Deutsche Bank AG, penunjukan sebagai Bank Kustodian merupakan mandat Bank Kustodian Reksa Dana ke-empat belas IPIM. Di mana, tiga belas di antaranya Reksa Dana ETF.
Keunggulan lain, investor tidak perlu terpaku pada penentuan Nilai Aktiva Bersih (NAB) di akhir hari. Untuk ETF Saham, diversifikasi dapat dilakukan secara seketika karena ETF terdiri dari portofolio saham unggulan sehingga mampu mengurangi volatilitas dan risiko investasi pada satuan saham. Ini sangat bermanfaat bagi para investor saham. Di mana, instrumen investasi seperti saham secara natural memiliki volatilitas cukup tinggi, apalagi mengingat kondisi pasar terkini.
”Instrumen investasi ETF semakin digemari, baik investor ritel maupun institusi. Ini karena kemudahan transaksi dengan berbagai kelebihan di antaranya real time, likuid, transparan, dan efisien,” tegas Suwito. (Rizki
Related News
OJK dan Satgas PASTI Luncurkan Penanganan Penipuan Transaksi Keuangan
Transcoal (TCPI) Siapkan Capex Rp700M di 2025, Ini Peruntukannya
Wika Beton (WTON) Raih Penghargaan Ini di SNI Award 2024
Emiten Hermanto Tanoko (CLEO) Kuartal III Catat Laba Naik 61 Persen
Asahimas (AMFG) Pasang Strategi Ini Hadapi Fluktuasi Mata Uang
Berau Coal (BRAU) Perpanjang Tender Sukarela, Cek Detailnya