EmitenNews.com - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat, pertumbuhan usaha ritel nasional diproyeksikan hingga 4,2 persen hingga akhir tahun 2023. Ketua Umum Aprindo, Roy Nicholas Mandey optimistis target tersebut bakal terpenuhi. Para pelaku ritel masih memiliki beberapa waktu sebelum tutup tahun untuk mewujudkannya.

 

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey menyebutkan, pada 2022 pertumbuhan ritel Indonesia berada di kisaran 3,8 - 3,9 persen. Bahkan, bila suasana kondusif bisa terjaga, kemungkinan pertumbuhan di atas 4 persen bisa tercapai. Namun, seringkali ada situasi yang sulit dikontrol, seperti suasana politik, ketersediaan pangan, serta kestabilan harga.

 

"Tentunya tidak lepas daripada kejadian-kejadian di global. Ini juga berkaitan dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal kita,” kata Roy.

 

Suasana kondusif dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu pesta demokrasi dan kestabilan pasokan serta harga kebutuhan.  

 

Beberapa komoditas pangan yang harus menjadi perhatian pemerintah menjelang akhir 2023 meliputi beras, gula, bawang putih dan cabai. Kebutuhan barang pokok tersebut diprediksi akan meningkat.

 

Kondisi industri atau sektor ritel modern belum pulih 100 persen setelah pandemi Covid-19. Ditambah lagi dengan berbagai peristiwa yang terjadi di dunia seperti masalah geopolitik dan juga di dalam negeri.

 

"Kedua terjadi anomali finansial. Gejolak finansial atau gejolak keuangan karena geopolitiknya kena, maka finansialnya kena. kita tahu inflasi tinggi itu masih ada di berbagai negara yang masih punya inflasi 78-120 persen," kata Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey. ***