Masih Tertekan, IHSG Susuri Level 8.300
Petugas kebersihan menyisir teras depan area Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup susut 0,29 persen menjadi 8.366. Koreksi indeks antara lain didorong profit taking karena kondisi indeks sudah overbought. Saham sektor keuangan mengalami pelemahan terbesar, dan saham sektor energi membukukan penguatan terbesar.
Penjualan ritel domestik September 2025 tumbuh 3,7 persen YoY, meningkat dari Agustus 2025 di level 3,5 persen YoY. Kenaikan itu, merupakan pertumbuhan positif yang terjadi selama enam bulan berturut-turut. Sementara itu, penjualan mobil domestik Oktober 2025 turun 4,4 persen YoY menjadi 74,019 unit dari September 2025 di kisaran 15,1 persen YoY.
Meski demikian, fakta itu merupakan penurunan selama enam bulan berturut-turut, namun laju penurunan mulai melambat, dan volume penjualan merupakan level teringgi sejak Desember 2024. Selama periode Januari-Oktober 2025, penjualan mobil turun 10,6 persen YoY menjadi 635,844 unit.
Investor Jerman menanti rilis data Wholesale Prices Oktober 2025 ditaksir 0,3 persen MoM, dan 1,1 persen YoY dari September 2025 di level 0,2 persen MoM, dan 1,2 persen YoY. Sementara itu, Amerika Serikat (AS), dan Swiss hampir mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif impor 39 persen atas produk Swiss yang masuk AS.
Secara teknikal, indikator Stochastic RSI membentuk death cross area overbought. Volume jual meningkat, dan didukung garis A/D menunjukkan terjadi distribusi. So, indeks diprediksi masih mengalami koreksi, menguji level 8.300. Menilik data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor menyerok saham ERAA, GZCO, PGAS, ISAT, dan INDY. (*)
Related News
Ikuti Wall Street, IHSG Menguat
IHSG Siap Rebound, Serok Saham ANTM, BMRI, dan BRPT
IHSG Melemah 0,29 Persen, Sektor Ini Penekannya
Sekjen ITUC Apresiasi Kebijakan Ketenagakerjaan Indonesia
Kemnaker Minta Michelin Tak Jadikan PHK Sebagai Pilihan Pertama
Berada di 5 Besar, Indonesia Kejar Empat Besar Produsen Keramik Dunia





