EmitenNews - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita tak hanya mendapatkan komitmen penambahan investasi dari industri otomotif yang sudah berjalan seperti Toyota, Suzuki, Honda dan Mitsubishi. Dalam pertemuannya dengan pabrikan otomotif di Jepang, ia juga mendorong Mazda untuk masuk dan berinvestasi di Indonesia.


Menperin mendorong Mazda untuk membuka pabriknya di Indonesia dengan menyampaikan berbagai kemudahan investasi dan banyak insentif untuk investor otomotif baru di Indonesia. Dengan rasio kepemilikan kendaraan masih kecil, ia meyakinkan potensi investasi di Indonesia masih sangat besar.


“Mazda menyampaikan akan segera melakukan perhitungan kebutuhan investasi di Indonesia. Ketika kami kembali ke Jepang Mei nanti, kita akan mendengar progres dari Mazda terhadap kemungkinan investasi,” jelas Agus di Jakarta, Senin (15/3).


Kemenperin mengusulkan investasi Mazda di Indonesia bisa dimulai dari assembly, selanjutnya ditingkatkan sambal mengejar local purchase yang makin lama makin tinggi.


“Mazda menyampaikan akan fokus memproduksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV), sehingga berpeluang mengisi supply chain untuk baterai dengan menggandeng industri produsen baterai kendaraan,” katanya.


Menperin kemarin menjelaskan ulang hasil diplomasinya ke Jepang untuk membujuk pabrikan otomotif di negara itu meningkatkan daya saing dan produktivitasnya. Hal ini mengingat masih besarnya utilitas dan tingginya kemampuan industri otomotif di Indonesia sehingga berpeluang mengisi pasar ekspor yang lebih luas.


Dari hasil pertemuan di Jepang, beberapa prinsipal otomotif menyatakan komitmennya untuk memperluas pasar ekspor kendaraan yang diproduksi di Indonesia.

Mitsubishi misalnya, berkomitmen menambah investasi sebesar Rp11,2 triliun pada akhir tahun 2025 dan tahun ini memberikan izin tambahan ekspor ke sembilan negara dari tadinya 30 negara menjadi ke 39 negara. “Kami juga mendorong agar Mitsubishi melakukan ekspor mobil ke Australia, mengingat perjanjian kerja sama antara kedua negara (IA-CEPA) telah berjalan,” ujar Menperin.


Mitsubishi telah mengekspor 154.000 unit Xpander yang diproduksi di Indonesia ke 30 negara hingga 2020. Dengan proyeksi peningkatan kapasitas produksi dari 220.000 unit menjadi 250.000 unit per tahun, perusahaan ini juga akan memproduksi beberapa model baru global mulai 2023.


Sementara itu, Honda berencana menambah investasi sebesar Rp5,19 triliun hingga tahun 2024. Termasuk untuk pengembangan kendaraan model baru yang akan diproduksi hanya di Indonesia dan diekspor ke 31 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.


“Kami mendorong realisasi dari komitmen investasi Honda. Perusahaan tersebut juga berencana membuka tujuan ekspor baru, antara lain ke Afrika Selatan di tahun 2022, serta ke Meksiko, Amerika Utara, dan Amerika Selatan pada 2023,” imbuhnya.


Selain kendaraan bermotor, Honda juga telah memproduksi komponen kendaraan (autoparts) yang menjadi bagian global supply chain yang diekspor antara lain ke Malaysia, Vietnam, Thailand, Pakistan, Saudi Arabia dan Jepang sendiri.


Suzuki berencana menginvestasikan Rp1,2 triliun untuk basis pengembangan produk Suzuki Ertiga dan Suzuki XL7. Dua jenis kendaraan tersebut disebut sebagai mild hybrid dengan teknologi integrated starter generator (ISG) yang ramah lingkungan namun tetap terjangkau bagi masyarakat. “Model-model tersebut untuk tujuan ekspor bagi pasar Asia dan Amerika Latin,” jelas Agus.


Ia menyebutkan, perusahaan tersebut juga telah memiliki roadmap EV dan menyampaikan bahwa insentif dari kebijakan pemerintah sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi EV.


Dari hasil pertemuan dengan Toyota, perusahaan tersebut tetap berkomitmen mewujudkan investasi sebesar Rp28 triliun di Indonesia. Peluang ekspor juga semakin besar dengan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. “Selain ke Australia, kami juga mendorong Toyota untuk membuka pasar ekspor baru, misalnya di Afrika dan Timur Tengah,” ujar Menperin.


Hingga 2020, Toyota telah mengekspor kendaraan ke 80 negara di wilayah Asia Tenggara, Asia Timur termasuk Jepang, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan Oseania. Kepada Menperin, pihak Toyota menyampaikan akan meningkatkan tujuan ekspor hingga ke 100 negara di tahun 2024.


Kemenperin mencatat, total Indonesia telah diguyur investasi sebesar Rp97,3 triliun dari empat prinsipal otomotif raksasa asal Jepang, yakni Toyota (Rp63 triliun), Honda (Rp6,2 triliun), Suzuki (Rp21 triliun), dan Mitsubishi (Rp7,1 triliun). Keempat perusahaan tersebut berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksinya dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.