EmitenNews.com - Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) per 31 Maret 2023 membukukan laba bersih Rp44,98 miliar. Berbalik untung dengan melesat 221 persen dari periode sama tahun lalu amsyong sejumlah Rp37,03 miliar. Alhasil, laba per saham dasar menjadi Rp28 dari edisi sama tahun sebelumnya tekor Rp23 per lembar. 


Perbaikan performa itu didukung pendapatan usaha Rp260,34 miliar, menanjak 70 persen dari edisi sama tahun lalu Rp152,34 miliar. Beban pokok pendapatan Rp6,50 miliar, bengkak dari Rp4,37 miliar. Beban langsung Rp110,84 miliar, bertambah dari R81,15 miliar. Beban pokok pendapatan dan beban langsung Rp117,34 miliar, menanjak dari Rp85,53 miliar. 


Laba kotor Rp142,99 miliar, melambung 114 persen dari episode sama tahun sebelumnya Rp66,81 miliar. Pendapatan bunga Rp4,76 miliar, naik dari Rp3,65 miliar. Pendapatan lainnya Rp8,63 miliar, menanjak dari Rp2,50 miliar. Keuntungan penjualan aset tetap bersih Rp53 juta naik dari Rp36 juta. Beban umum dan administrasi Rp53,87 miliar susut dari Rp60,45 miliar.


Beban penjualan Rp3,37 miliar, bengkak dari Rp2,49 miliar. Rugi selisih kurs bersih Rp3 juta dari sebelumnya nihil. Beban lain-lain Rp3,11 miliar, naik dari Rp2,63 miliar. Jumlah beban usaha Rp46,91 miliar, menciut dari Rp59,37 miliar. Laba usaha Rp96,08 miliar, surplus dari episode sama tahun sebelumnya sejumlah Rp7,43 miliar. 


Bagian Laba bersih entitas asosiasi Rp104 juta dari minus Rp6,22 miliar. Bagian rugi bersih investasi ventura bersama nihil dari tekor Rp236 juta. Beban keuangan Rp23,80 miliar, turun dari Rp24,61 miliar. Beban pajak final Rp2,84 miliar, susut dari Rp2,73 miliar. Laba sebelum pajak penghasilan Rp69,53 miliar, tumbuh 364 persen dari fase sama 2022 senilai rugi Rp26,26 miliar. 


Laba bersih periode berjalan Rp44,68 miliar, surplus 219 persen dari tahun sama 2022 minus Rp37,32 miliar. Jumlah ekuitas Rp1,60 triliun, naik dari akhir 2022 sebesar Rp1,56 triliun. Total liabilitas Rp2,40 triliun, menanjak dari akhir 2022 sebesar Rp2,33 triliun. Jumlah aset Rp4,01 triliun, naik tipis dari akhir tahun lalu Rp3,89 triliun. (*)