EmitenNews.com - TBS Energi Utama (TOBA) paruh pertama 2024 mencatat laba bersih USD40,48 juta. Melejit 128 persen dari episode sama tahun lalu USD17,70 juta. Pertumbuhan itu, didukung kenaikan EBITDA sebesar 67,1 persen menjadi USD83,7 juta. Angka-angka itu, tidak hanya mencerminkan efisiensi operasional tetapi juga investasi strategis dalam usaha bisnis hijau. 

Portofolio TBS beragam berperan penting dalam sukses tersebut, terutama melalui pembangkit listrik tenaga batu bara di Gorontalo, dan Sulawesi Utara, memberi stabilitas di tengah fluktuasi harga batu bara. Sementara itu, sektor pengelolaan limbah mengemuka sebagai area pertumbuhan signifikan, menyumbang USD2,6 juta pada EBITDA setelah akuisisi baru-baru ini.

Perkembangan itu, mengukuhkan komitmen perseroan dalam beralih ke praktik bisnis lebih berkelanjutan. Bagi TBS, keberlanjutan bukan hanya tujuan, namun merupakan perjalanan terus menerus. Paruh pertama 2024 ditandai dengan berbagai pencapaian kunci yang menunjukkan dedikasi perseroan dalam mendorong masa depan lebih hijau. Fokus utama diarahkan pada sektor kendaraan listrik. 

Di mana, anak usaha TBS, Electrum, mencapai tonggak penting. Jumlah motor listrik Electrum beroperasi di jalanan berlipat ganda menjadi 2.238, dan jaringan Battery Swap Station telah diperluas menjadi 192 pada pertengahan tahun. Electrum juga mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen, membuat H3 dan H5 Electrum memenuhi syarat untuk mendapat insentif pemerintah bagi kendaraan roda dua listrik. 

Pencapaian itu bukan sekadar angka; tetapi merupakan bukti komitmen TBS untuk mengubah lanskap kendaraan listrik di Indonesia, sejalan dengan insentif pemerintah untuk pembangunan berkelanjutan. Kemajuan dalam energi terbarukan juga menjadi sorotan bagi TBS tahun ini. Perseroan berhasil menyelesaikan studi penting untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Batam, termasuk uji tanah lepas pantai, darat, dan studi rute transmisi.

Upaya tersebut menunjukkan aspirasi TBS untuk memperluas jejak energi terbarukan, dan memperkuat posisi sebagai pemimpin inovasi energi hijau. Selain itu, melalui akuisisi strategis, TBS telah memperkuat kehadiran di sektor pengelolaan limbah, sejalan strategi lebih luas untuk beralih ke model bisnis lebih berkelanjutan. 

Setiap akuisisi mencerminkan komitmen TBS terhadap pengelolaan lingkungan bertanggung jawab, dan keunggulan operasional, secara signifikan berkontribusi pada kinerja keuangan perseroan. Ke depan, TBS tetap fokus pada visi untuk mencapai netralitas karbon pada 2030. Jalan menuju tujuan itu, melibatkan strategi dirancang untuk menginvestasikan kembali keuntungan dari operasi bahan bakar fosil ke dalam portofolio bisnis hijau terus berkembang, mencakup pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan kendaraan listrik. 

Strategi itu sejalan dengan tujuan Net Zero Carbon Indonesia 2060, dan mencerminkan komitmen TBS lebih luas terhadap keberlanjutan lingkungan, dan pertumbuhan bertanggung jawab. ”Kami fokus mengatasi tantangan saat ini sambil berinvestasi dalam peluang masa depan, baik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Batam maupun dengan memperluas jejak kendaraan listrik. Kami tetap berkomitmen menciptakan masa depan berkelanjutan bagi pemangku kepentingan dan masyarakat kami layani,” tutur Mufti Utomo, Direktur TBS Energi Utama.

Dengan portofolio makin beragam, perseroan kini berada dalam posisi positif untuk menjaga arus kas stabil, dan kesehatan keuangan secara kuat, sehingga makin memperkokoh peran sebagai pemimpin dalam transisi energi di Indonesia. (*)