EmitenNews.com - KB Bank Tbk. (BBKP) melewati tahun 2024 dengan semangat menatap masa depan. KB Bank mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih sampai 49,20 persen. Sejauh ini perseroan terus menunjukkan perbaikan positif dalam upaya memperkuat fundamental bisnis di tengah proses transformasi sejak menjadi bagian dari institusi keuangan terbesar asal Korea Selatan, KB Financial Group (KBFG). 

Hingga 31 Desember 2024, KB Bank berhasil mencatatkan sejumlah pencapaian penting di berbagai aspek kinerjanya. Portofolio kredit lancar (normal loan) KB Bank tumbuh sebesar 19,24% secara year-on-year dibandingkan posisi pada tahun 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja positif dari segmen wholesale dan retail yang masing-masing tumbuh sebesar 28,89% dan 17,43%. 

Dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (15/3/2025), Direktur Utama KB Bank, Tom (Woo Yeul) Lee menyampaikan, meskipun total kredit mengalami penurunan sebesar 6,17%, sejalan dengan upaya KB Bank dalam memperbaiki kualitas aset. Rasio kredit berkualitas rendah atau loan-at-risk (LAR) berhasil ditekan menjadi 23,10% dari sebelumnya 39,77%. 

Penting dicatat upaya perbaikan kualitas aset KB Bank juga tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL). NPL gross membaik menjadi 8,74% dari 9,70% di tahun sebelumnya, sementara NPL net turun menjadi 4,38% dari 4,95%.

Diluar itu, KB Bank juga mampu menjaga likuiditas bank dengan pertumbuhan CASA (Current Account Savings Account) sebesar 29,92% secara year-on-year sehingga mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 2,85%. Rasio CASA juga membaik menjadi 29,54% dari 23,39%, sedangkan rasio kecukupan likuiditas (LCR) terjaga pada level 146,84%.

Alhasil, sejumlah perbaikan fundamental tersebut, menjadikan emiten berkode saham BBKP ini mampu membukukan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar Rp909 miliar atau tumbuh 49,20% secara year-on-year. 

Pertumbuhan ini ditopang dari peningkatan pendapatan bunga sebesar 12,20% dan diimbangi dengan pengendalian beban bunga yang meningkat sebesar 6,17%. Dengan catatan ini KB Bank dapat memperbaiki margin bunga bersih (NIM) menjadi 1,31% dari 0,78% pada tahun sebelumnya. 

Selain itu, KB Bank juga mampu menekan beban operasional lainnya sebesar 11,94% menjadi Rp1,80 triliun di tahun 2024 dari Rp2,04 triliun pada tahun 2023. Jumlah beban operasional lainnya yang mampu ditekan hingga di bawah Rp2 triliun ini merupakan kali pertama sejak tahun 2012.  

Dengan semangat itu, Direktur Utama KB Bank, Tom (Woo Yeul) Lee menyampaikan, KB Bank telah melalui berbagai tantangan yang berat dalam perjalanan transformasinya menuju lembaga keuangan yang sehat. Ia percaya bank yang dipimpinnya telah melalui bagian tersulit dari perjalanan tersebut dan bersiap untuk meraih kinerja positif dan pertumbuhan berkelanjutan. 

“Kami menyampaikan terima kasih atas berbagai dukungan dan kepercayaan penuh dari pemegang saham, nasabah, dan seluruh pemangku kepentingan serta dedikasi dari seluruh karyawan, yang terus menyertai dalam perjalanan transformasi kami selama ini,” kata Tom (Woo Yeul) Lee.

Siapkan Fondasi yang Solid untuk Mendukung Profitabilitas di 2025

Sepanjang tahun 2024, KB Bank membukukan rugi bersih sebesar Rp7,38 triliun. Kerugian ini sebagian besar disebabkan adanya pencatatan beban non-recurring yang diperlukan untuk mempersiapkan langkah menuju profitabilitas di tahun 2025.

Beban non-recurring tersebut mencakup pencatatan beban pajak tangguhan (deferred tax) sebesar Rp1,42 triliun, yang berkaitan dengan potensi pemulihan Pajak Penghasilan (PPh) di masa depan akibat akumulasi rugi pajak yang belum dikompensasi. 

Selain itu, KB Bank juga membukukan pencadangan (impairment) dari revaluasi anak usaha sebesar Rp1 triliun sebagai langkah strategis untuk memperkuat neraca keuangan. Pembebanan ini tidak mempengaruhi struktur permodalan dari KB Bank.

“Dengan berbagai pencapaian positif dan langkah-langkah strategis ini, kami optimistis KB Bank dapat mencatatkan laba bersih di tahun 2025 dan menjadi salah satu layanan perbankan terbaik ke depannya,” pungkas Tom. ***