Menanjak 58 Persen, Juni 2024 EXCL Serok Laba Rp1,03 Triliun
Bos XL Axiata Dian Siswarini kala mencoba membatik bersama para pelaku UKM. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - PT XL Axiata Tbk (EXCL) semester pertama 2024 meraih total pendapatan Rp17,06 triliun, tumbuh 8 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (YoY), EBITDA Rp8,96 triliun, meningkat 17 persen YoY, EBITDA Margin mencapai 52,5 persen, dan laba bersih setelah pajak (PAT) Rp1,03 triliun, meningkat signifikan 58 persen YoY. Pendapatan layanan data dan digital meningkat 10 persen YoY, dan memberikan kontribusi 93 persen dari total pendapatan.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, “Situasi dan kondisi industri telekomunikasi nasional makin menantang, kompetisi berlangsung ketat, mampu kami respon dengan pencapaian kinerja sangat menggembirakan. Semester pertama tahun ini, XL Axiata tetap mampu melanjutkan momentum pertumbuhan dan profitabilitas kuat dibandingkan hasil pencapaian periode sama tahun lalu, yaitu berhasil mencatat laba bersih Rp1,03 triliun. Angka ini merupakan pencapaian tertinggi selama 10 tahun terakhir,” tutur Dian.
Dian menambahkan, salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata adalah personalisasi penawaran dan layanan. Hasilnya, data net promoter score (NPS) makin meningkat secara signifikan, sehingga mendorong penggunaan layanan dan pada akhirnya juga membantu meningkatkan pendapatan. Strategi tersebut masih akan diterapkan di sepanjang tahun 2024 ini.
Hasil dari penerapan strategi berbasis digital melalui data analytics juga memungkinkan XL Axiata berinvestasi di area yang bernilai tinggi dan membangun jaringan, termasuk untuk memenuhi permintaan dari seluruh segmen pelanggan. Dengan data analitik ini juga memungkinkan XL Axiata mengevaluasi key performance indicator (KPI) di semua aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran, dan loyalitas pelanggan, sehingga perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di waktu yang tepat.
XL Axiata juga meningkatkan penerapan teknologi artificial intelligence (AI) untuk membuka peluang-peluang baru dalam landscape industri telekomunikasi yang sangat dinamis. Salah satunya adalah guna meningkatkan pengalaman pelanggan, termasuk dalam personalisasi layanan dan pengembangan serta rekomendasi produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan, meningkatkan ketepatan lokasi site BTS, dan untuk meningkatkan efisiensi operasional, termasuk optimasi proses dan pengurangan proses manual.
Pencapaian kinerja semester pertama 2024 juga tidak terlepas dari keberhasilan perseroan dalam mengoptimalkan penggunaan biaya operasional (OPEX) termasuk menekan beban biaya-biaya operasional menjadi lebih rendah. Total biaya operasional XL Axiata berkurang dibanding periode sama tahun lalu. Penurunan biaya operasional terbesar ada pada beban penjualan dan pemasaran (sales and marketing), biaya infrastruktur, dan biaya supplies dan overhead.
“Salah satu beban biaya operasional terbesar dan terus meningkat adalah regulatory cost, beban ini yang kami harap bisa segera mendapat insentif dari pemerintah agar bisa membantu menciptakan industri telekomunikasi yang lebih sehat, sehingga bisa melakukan pembangunan dan penggelaran jaringan secara lebih luas dan memberikan kualitas layanan yang lebih baik kepada pelanggan,” ujar Dian.
Penurunan beban penjualan dan pemasaran, antara lain didorong oleh peningkatan penggunaan sarana digital aplikasi MyXL dan AXISnet. Strategi transformasi digital yang dijalankan XL Axiata termasuk dalam mengembangkan pengalaman pelanggan melalui aplikasi MyXL dan AXISNet terus menunjukkan efektivitas. Hingga akhir Juni 2024, tercatat sebanyak 32,1 juta pelanggan aktif menggunakan kedua aplikasi tersebut, meningkat sebesar 5,1 juta YoY. Pertumbuhan Monthly Active User (MAU)-nya telah mencapai 110 persen sejak Desember 2021.
Dari sisi infrastruktur, XL Axiata terus membangun jaringan hingga akhir Semester 1 2024. Total jumlah BTS hingga akhir Semester 1 2024 tercatat 163.884 unit, termasuk 109.170 unit BTS 4G, atau meningkat 8 persen YoY. Tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik (fiberized) mencapai 62 persen. Fiberisasi BTS tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas jaringan data dan sebagai persiapan implementasi 5G di masa mendatang.
Guna melakukan upaya peningkatan kualitas jaringan sebagai penopang utama upaya meningkatkan pengalaman pelanggan, XL Axiata tak pernah berhenti memperkuat jaringan. Hal ini tercermin dari pengalokasian belanja modal (Capex) sebesar Rp8 triliun tahun ini. XL Axiata juga melanjutkan inisiatif investasi pengembangan jaringan secara cermat untuk dapat mendorong peningkatan kualitas layanan yang lebih baik dan meningkatkan penggunaan jaringan yang masih bertumbuh.
Investasi dan strategi jaringan yang terus dilakukan tersebut telah berhasil meningkatkan kualitas pengalaman jaringan yang lebih baik untuk mendukung penggunaan layanan yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dengan trafik yang tumbuh sebesar 13 persen YoY.
Mengenai layanan konvergensi, perseroan juga masih menjalankan proses Transformasi Struktural, termasuk rencana mengalihkan sekitar 750 ribu pelanggan Link Net ke XL Axiata sebagai ServeCo. Langkah ini untuk membuka peluang meningkatkan cross selling sehingga dapat memperbesar dan mempercepat layanan Fixed Mobile Convergence (FMC). Di sisi lain, Perseroan juga meningkatkan sinergi dengan Link Net sebagai FibreCo, agar bisa lebih efisien dan cepat dapat merespon kebutuhan pasar fixed broadband.
Selama periode semester pertama 2024, jaringan konvergensi sudah menjangkau 104 kota/kabupaten dengan tingkat penetrasi konvergensi mencapai 81 persen, dan total jumlah pelanggan fixed broadband mencapai 267 ribu, berarti menunjukkan permintaan terus meningkat terhadap produk FMC XL Satu.
Posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir Juni 2024, utang kotor tercatat di angka Rp 10,8 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) 2,46x. Utang bersih tercatat Rp9,4 triliun. XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 47 persen dari pinjaman saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating), dan 53 persen memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat sehat, dengan peningkatan 7 persen, menjadi Rp4,8 triliun. (*)
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M