EmitenNews.com -Harga minyak mentah menguat pada perdagangan akhir pekan (02/06), setelah Kongres AS meloloskan kesepakatan plafon utang, mencegah default pemerintah. Harga minyak Brent berjangka naik 2,49% menjadi USD76,13 per barel. Disisi lain, fokus pasar juga bergeser ke pertemuan OPEC+ pada 04 Juni, yang mengarah pada kehati-hatian harga minyak di level tersebut, terutama mengingat waspada dari Menteri Energi Saudi. Arab Saudi merupakan produsen terbesar di OPEC.
Di sisi permintaan, data manufaktur dari China, konsumen minyak terbesar kedua dunia, menggambarkan gambaran yang beragam. China menderita gelombang panas, diperkirakan akan bertahan hingga Juni, menempatkan jaringan listrik di bawah tekanan karena konsumen di kota-kota besar seperti Shanghai dan Shenzhen. Namun, secara keseluruhan harga minyak brent masih tercatat melandai 1,07% dari pekan sebelumnya.
Harga emas jatuh pada perdagangan akhir pekan ini. Pelemahan harga emas dipicu setelah data ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan, dan mendorong US Treasury yield. Sementara tingkat pengangguran yang lebih tinggi tetap memiliki harapan bahwa Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga. Sehingga, berpotensi menempatkan emas di jalur kenaikan mingguan. Emas melemah 1,50% ke harga USD1.948 per ons (02/06), namun ditutup naik 0,08% untuk pekan ini (minggu positif pertama dalam empat pekan terakhir dan kinerja mingguan terbaik sejak April).
Harga batu bara jatuh ke level terendah hampir dua tahun terakhir. Harga batu bara anjlok 18,13%, dan ditutup di level USD131 per metrik ton. Harga melandai karena anjloknya permintaan dari Eropa. Namun, pelemahan harga batu bara ini di tengah permintaan dari Kawasan Asia yang mulai melonjak. Lonjakan permintaan terjadi karena pembeli memanfaatkan harga murah. Permintaan impor dari Kawasan Asia menembus 78,38 juta ton pada Mei 2023 (rekor tertinggi).
Disisi lain, diketahui bahwa batu bara Indonesia banyak diminati India dan China (importir terbesar di dunia). Impor China melonjak 137% YoY sedangkan India diketahui naik 15,6% MoM.
Harga nikel bergerak fluktuatif dalam sepekan terakhir. Dalam sepekan tercatat nikel menguat 0,22%. Penguatan harga nikel seiring dengan peresmian operasional produksi nikel sulfat pertama di Indonesia dan terbesar di dunia. Nikel sulfat merupakan bahan utama penyusun prekursor katoda baterai kendaraan listrik. Peresmian operasi produksi nikel sulfat dengan kapasitas 240 ribu ton per tahun tersebut dilakukan di kawasan operasional Harita Nickel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange naik hingga 3,11% ke level MYR3.381. Kenaikan terjadi karena perselisihan antara Uni Eropa dan produsen minyak sawit utama Indonesia dan Malaysia. Namun, secara mingguan harga CPO tercatat melemah cukup signifikan 5,00%, seiring jatuhnya harga CPO ke level terendah sejak Januari 2021, MYR3.201 pada perdagangan akhir Mei.
Related News
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI