Mendag Dorong Hilirisasi untuk Tingkatkan Nilai Tambah Ekspor Gambir
Mendag Budi Santoso melepas ekspor 27 ton gambir PT Salimbado Jaya Indonesia (PT SJI) ke India senilai USD102.600 atau setara Rp1,72 miliar pada Selasa, (18/11) di Istana Gubernur Sumatra Barat, Kota Padang, Sumatra Barat.(Foto: Kemendag)
EmitenNews.com - Menteri Perdagangan Budi Santoso mendorong peningkatan potensi ekspor komoditas gambir melalui hilirisasi untuk menghasilkan produk bernilai tambah dan memperluas jangkauan pasar global. Gambir merupakan komoditas unggulan yang menggerakkan ekonomi Sumatra Barat.
Mendag menyampaikan ini saat melepas ekspor 27 ton gambir PT Salimbado Jaya Indonesia (PT SJI) ke India senilai USD102.600 atau setara Rp1,72 miliar. Pelepasan komoditas gambir dilakukan pada Selasa, (18/11) di Istana Gubernur Sumatra Barat, Kota Padang, Sumatra Barat.
Ia mengapresiasi kontribusi positif komoditas gambir sebagai komoditas unggulan Sumatra Barat sekaligus menjadi penggerak ekonomi daerah. Namun, Mendag menekankan, potensi luar biasa gambir masih dapat terus dikembangkan dengan mengolahnya menjadi produk bernilai tambah.
“Potensi komoditas gambir sangat besar. Agar dapat memaksimalkan potensinya, perlu dilakukan proses hilirisasi. Kita tawarkan produk yang sudah melalui proses produksi, misal gambir menjadi sabun, kopi, mungkin nanti produk kecantikan, produk kesehatan. Produk olahan ini adalah kunci untuk mendorong perluasan ekspor komoditas gambir,” jelas Mendag Busan.
Sepanjang Januari–September 2025 nilai ekspor komoditas gambir Sumatra Barat tercatat sebesar USD34,2 juta atau 71,1 persen dari total nilai ekspor gambir nasional yang sebesar USD48,1 juta. Dari total nilai ekspor tersebut, sebanyak USD46,62 juta atau 96,93 persen komoditas gambir diekspor ke India. Kinerja ini menunjukkan unggulnya iklim dan topografi Sumatra Barat.
Mendag mengungkapkan, kemitraan usaha besar seperti PT SJI dengan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)menjadi salah satu kunci untuk mengakselerasi hilirisasi komoditas gambir. Kemudian, modernisasi pengolahan dan peningkatan mutu komoditas gambir turut mendorong hilirisasi komoditas gambir.
Selain itu, Kementerian Perdagangan tengah mempersiapkan kebijakan untuk tata niaga ekspor komoditas gambir yang berfokus pada hilirisasi. Upaya dilakukan melalui pengajuan usulan pengembangan pos tarif dan identifikasi barang (Harmonized System Code/HS Code) gambir untuk membedakan komoditas gambir mentah dengan komoditas gambir yang sudah diolah dengan kadar katekin tinggi.
Direktur PT SJI Sepdi Tito menyebut komoditas gambir memiliki potensi besar, bahkan berpeluang menjadi ikon komoditas Indonesia. “Kami ingin gambir bisa seperti ginsengnya Korea, menjadi ikon kesehatan bangsa. Kami harap komoditas gambir bisa menjangkau pasar yang lebih luas, hingga negara-negara di Eropa, Timur Tengah, dan lainnya,” ungkapnya.
Sepanjang Januari—Oktober 2025, PT SJI telah melakukan ekspor gambir sebanyak 1.107 ton dengan nilai ekspor sebesar USD4,12 juta atau setara Rp65,89 miliar. Sementara itu, pada 2024 volume ekspor gambir PT SJI tercatat sebanyak 1.161 ton dengan nilai ekspor sebesar USD5,41 juta atau setara Rp87,59 miliar.
Sepanjang Januari–Oktober 2025, Kemendag telah memfasilitasi 542 kegiatan penjajakan bisnis (business matching) yang terdiri dari 348 kurasi produk (pitching) dan 194 sesi temu bisnis dengan buyer mancanegara. Tercatat, total transaksi pada periode tersebut, yakni sebesar USD130,17 atau setara Rp2,17 triliun.(*)
Related News
KEK Batam Bintan Karimun Raih Investasi Rp167T, dari Beragam Sektor
BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Tetap di 4,75%
Laba Bersih Pertamina Tahun ini Diproyeksikan Rp54 Triliun
BSN Siap Menjadi Katalis Penguat Pasar Syariah Nasional
Harga Emas Antam Hari ini Naik Rp21.000 per Gram
Kerja Sama QRIS Mancanegara, China-India Diharapkan jadi Pasar Baru





