Menelaah Prospek Pertumbuhan Perbankan Syariah RI di Tengah Tantangan Domestik
EmitenNews.com—Fitch Ratings meyakini, pada tahun ini perbankan syariah di Indonesia bisa menjaga momentum positif di tengah sejumlah tantangan, terlebih lagi langkah konsolidasi beberapa bank syariah mampu menciptakan daya saing terhadap bank konvensional.
"Bank syariah di Indonesia akan mendapatkan keuntungan pada tahun 2023, sejalan dengan upaya konsolidasi yang akhirnya dapat bersaing dengan bank konvensional," demikian disebutkan Fitch Ratings dalam laporan non-rating yang dikirim melalui surat elektronik, Selasa (14/2).
Namun, Fitch menyebutkan bahwa sejauh ini bank syariah di Indonesia masih memiliki sejumlah tantangan, tingkat literasi keuangan syariah yang masih rendah, saluran distribusi dan produk yang terbatas, ekosistem keuangan syariah yang kecil dan sumber daya manusia yang kurang terampil.
Berdasarkan laporan Fitch, pembiayaan bruto perbankan syariah Indonesia per Kuartal III-2022 mampu bertumbuh 18,8 persen (year-on-year), lantaran terdorong oleh ekspansi berkelanjutan di segmen konsumer.
"Konsolidasi bank syariah baru-baru ini, seperti yang ditunjukkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) telah menempatkan bank syariah pada posisi yang lebih baik untuk masuk ke pinjaman sindikasi korporasi, segmen yang nyaris tidak tersentuh," tulis Fitch.
Per 31 September 2022, pangsa pasar pembiayaan bank syariah mencapai 7,6 persen setelah migrasi Bank Riau Kepri menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri Syariah. Seperti diketahui, per akhir 2021 pangsa pasa pembiayaan bank syariah sebesar 7,1 persen.
Fitch menyebutkan, perubahan kembali aturan yang tidak lagi mewajibkan unit usaha syariah (UUS) untuk melakukan spin-off mulai Juni 2023, dinilai sebagai perkembangan yang positif. "Karena akan mengurangi tekanan pada UUS yang bergantung pada lengan konvensional mereka," sebut Fitch.
Lebih lanjut Fitch memperkirakan, profitabilitas bank syariah akan mengalami tekanan ringan dalam jangka pendek, karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi dan biaya kredit akan menekan marjin laba bersih.
Per Kuartal III-2022, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank syariah Indonesia sebesar 15,8 persen atau melampaui pertumbuhan di bank konvensional yang hanya sebesar 6,1 persen. "Penyelenggaraan haji pada tahun ini diperkirakan akan semakin memperkuat profil pendanaan. Bank syariah juga diuntungkan dengan rasio giro wajib yang lebih rendah, yaitu 7,5 persen, dibandingkan bank konvensional sebesar 9 persen".
Related News
Dari KTT G20, Angola dan Ethiopia Perdalam Kerja Sama Pertanian
Ajukan Praperadilan Lagi, KPK Tetap Sidik Kasus Bansos Rudy Tanoe
KTT G20, Wapres Gibran Promosikan QRIS, Solusi Pembayaran Sederhana
Identifikasi Polri, Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Pandai Bersiasat
Indonesia-Africa CEO Forum, Wapres Gibran Dorong Kolaborasi Strategis
Anggap Putusan Syuriah PBNU tidak Wajar, Gus Yahya Tolak Mundur





