Satu lagi: meskipun obligasi dan SBN dianggap aman, pergerakan asing sering kali bersifat “siklis & sentiment-driven.” Artinya, asing bisa masuk cepat ketika sentimen positif, tetapi bisa keluar secepat kilat jika ada kejutan eksternal atau domestik. Hal ini berarti bahwa sebagai investor lokal, kita perlu hati-hati: masuknya asing bukan jaminan bahwa harga saham akan stabil jangka panjang volatilitas tetap ada.

Kenapa Investor Lokal Perlu Memperhatikan Potensi Inflasi Asing 2026

Bagi investor domestik, terutama yang tertarik investasi jangka menengah-panjang, potensi kembalinya modal asing ke saham Indonesia di 2026 bisa menjadi peluang besar. Arus modal asing bisa membawa likuiditas, menekan biaya modal, dan meningkatkan minat di saham-saham berkualitas. Ini bisa memacu apresiasi harga, memperlebar kapitalisasi pasar, dan membuka peluang dividen serta capital gain.

Tapi penting untuk tidak terbuai semata oleh sentiment asing. Investor harus tetap menilai fundamental: kinerja perusahaan, valuasi, neraca, serta prospek jangka panjang. Saham dengan fundamental lemah bisa saja mengalami lonjakan jangka pendek ketika asing masuk, kemudian jatuh ketika asing keluar. Ini disebut “efek pompa & ledakan.”

Sebaliknya, saham dengan kinerja dan fundamental kuat, manajemen yang baik, serta prospek bisnis jangka panjang lebih layak mendapat perhatian serius ketika asing mulai masuk. Jadi, 2026 bisa menjadi momentum bagi investor pintar untuk menyusun portofolio dengan seleksi ketat memadukan saham blue-chip defensif, saham dengan potensi pertumbuhan, dan diversifikasi untuk mengelola risiko.

Opini: 2026 Peluang Besar, Tapi Kedisiplinan Data & Fundamental yang Menentukan

Menurut saya, 2026 punya peluang nyata menjadi titik balik bagi foreign inflow ke pas saham Indonesia, dengan catatan bahwa otoritas domestik tetap menjaga stabilitas makro dan iklim investasi, dan bahwa global tetap dalam fase pemulihan atau stabilisasi.

Tapi sebagai investor (khususnya investor jangka menengah–panjang), jangan mengandalkan asing sebagai satu-satunya faktor penggerak portofolio. Gunakan potensi inflow asing sebagai “ekstra peluang,” tapi tetap jalankan analisa fundamental pilih saham dengan bisnis yang sehat, valuasi rasional, dan manajemen kuat.

Dengan strategi yang disiplin, 2026 bisa menjadi titik awal periode baru bagi pasar saham Indonesia, di mana kombinasi modal asing + investor domestik + fundamental perusahaan menciptakan ekosistem investasi yang sehat. Tapi jika kita tergoda spekulasi, risiko volatilitas tetap besar.

Oleh karena itu, bagi investor pemula maupun menengah, pandangan saya sederhana, anggap kemungkinan foreign inflow sebagai bonus, tidak sebagai janji, dan tetap fokus pada perusahaan, bukan hanya pada arus modal. ***