EmitenNews.com -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan periode 21-25/08/2023 bergerak pada rentang level 6.859 - 6.959 atau menguat sebesar +0.52% (wtd) dan ditutup pada level 6.895 atau melemah sebesar -0,06% (dtd) pada perdagangan hari Jumat (25/08/2023) dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Terdapat enam sektor yang menjadi pemberat pelemahan IHSG pada minggu ini, sementara lima sektor lainnya mengalami penguatan.

 

Riset dari Stocknow.id yang ditulis oleh Thoriq Fadillah dan Hendra Wardana dan di kutip Senin (28/8/2023) menyebutkan, sektor Basic Materials menjadi kontributor terbesar dalam penurunan level IHSG minggu ini sebesar +5.47%. Diikuti sektor Energy dan sektor NonCyc yang menguat masing-masing sebesar +1.59% dan +0.14%. Selanjutnya, sektor Cyclical dan Infrasturctures yang menguat masing-masing +0.34% dan +0.22%. Dan pada sektor Transportation meroket hingga +3.34%. Disisi lain, ada sektor Technology yang menjadi kontributor terberat dalam pelemahan IHSG sebesar -2.64%. Diikuti sektor Industry yang merosot sebesar 2.64%. Kemudian sektor Property dan sektor Finance yang melemah masing-masing sebesar -0.94% dan -0.52%%. Serta, sektor Healthcare merosot hingga -0,58%. Adapun, Total Volume transaksi yang diperdagangkan di bursa mencapai 112.193 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi yang diperoleh sebesar Rp52.344 triliun.

 

Asing melakukan aksi jual atau Net Foreign Sell sebesar Rp2,7 triliun dengan saham-saham yang didistribusi antara lain GEMS -Rp3.6 T, BBCA -Rp276 M, dan GOTO -Rp257 M. Sementara itu, asing juga melakukan aksi akumulasi pada saham-saham berikut BMRI Rp413 M, BRMS Rp243 M, AMRT Rp223 M.

 

Selanjutnya saham-saham yang menjadi top losers by value pada perdagangan minggu lalu ada UNIQ -32.82%, RONY -24.31%, dan BLUE -21.90%. Disisi lain, yang menjadi top gainers by value, yaitu TAMU +83.33%, RELF +56.82%, dan GFMI +52.46%.

 

Pada perdagangan minggu lalu, Sentimen yang mempengaruhi pergerakan pasar Domestik diantaranya kenaikan harga batubara sebesar 3,49% dalam dua minggu terakhir. Serta, Indeks harga properti tahunan Indonesia naik 1,92% pada kuartal kedua tahun 2023, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya, tetapi lebih rendah dari perkiraan analis. Permintaan properti masih lemah akibat pandemi Covid-19. Suku bunga acuan Indonesia tetap 5,75%, menjadi katalis positif bagi permintaan kredit dan investasi, serta daya beli masyarakat. BI menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.

 

Dari sisi Regional, Pada minggu ini, beberapa data ekonomi penting dari China, Jepang, dan Malaysia menunjukkan kondisi yang berbeda-beda. Suku Bunga Dasar pinjaman (LPR) di China turun menjadi 3,45% WoW, mengindikasikan bahwa bunga pinjaman di China masih dalam angka yang terjaga. Namun, Jepang melaporkan bahwa tingkat inflasi Core CPI-nya merosot ke angka 2,8% dari perkiraan 2,9%, menjadi katalis negatif bahwa penurunan angka inflasi harga barang dan jasa terlalu rendah, serta tidak sebanding dengan pergerakan ekonomi di Jepang. Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Malaysia mengalami penurunan secara YoY pada bulan Juli sebesar 2,0%, menurun dari perkiraan pada analis yang berada di level 2,1% dan sebelumnya ada di level 2,4%. Hal ini menjadi sentimen negatif, bahwa menurunnya tingkat permintaan terhadap barang dan jasa di Malaysia.

 

Kemudian, dari sentimen Global, Data ekonomi AS yang dirilis pada minggu ini menunjukkan beberapa sinyal yang beragam. Angka penjualan rumah (yang sudah ada) di US meningkat 1,1% secara MoM di bulan Juli 2023, menandakan bahwa masyarakat masih mampu membeli sebuah rumah di US di tengah suku bunga yang sedang bergerak naik. Namun, persediaan minyak mentah AS menurun sebesar 6,135 juta barel, lebih besar dari perkiraan analis yang sebesar 2,85 juta barel, dan juga lebih besar dari penurunan minggu sebelumnya yang sebesar 5,96 juta barel. Data ini mengindikasikan bahwa permintaan minyak mentah di AS meningkat, sehingga harga minyak mentah cenderung naik. Selain itu, jumlah claim asuransi pengangguran AS meningkat 230 ribu WoW dari minggu sebelumnya. Hal ini menjadi sentimen negatif untuk ekonomi US dalam 1 minggu kedepan.

 

“Kami memproyeksikan IHSG pada perdagangan 28 Agustus - 1 September 2023 akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah terbatas dengan menguji Classic Support di level 6840. Sentimen yang mendukung pelemahan IHSG pada hari ini adalah menunggu data inflasi tahunan dan inflasi inti Indonesia di rilis pada 1 September mendatang, IHSG mungkin tidak akan bergerak signifikan pada minggu ini.”

 

Disisi lain, pergerakan arah candle masih berada di dalam garis support di level 6840 dan resistance di level 6945. Ditengah suku bunga yang tetap dan inflasi yang masih terjaga, sektor Cyclical dan Infrastructures menarik untuk diamati pada minggu ini, seperti MTEL, ACES, dan MAPI.