EmitenNews.com - PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) menyampaikan bahwa dua perusahaan anyar telah resmi masuk sebagai pemegang saham perseroan melalui jalur private placement yang telah dilakukan pada 19 Oktober 2021.

 

Adapun berdasarkan laporan aksi korporasi IATA yang disampaikan kepada BEI, Jumat (22/10/2021) disebutkan, dengan ini diumumkan bahwa Perseroan telah melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) pada tanggal 19 Oktober 2021 dengan menerbitkan sebanyak 718.147.000 saham baru dengan nilai nominal Rp50 per saham, pada harga pelaksanaan sebesar Rp.50 yang diambil bagian oleh Literati Capital Investments Limited dan Yaris International Ltd.

 

Dana yang diterima Perseroan setelah dikurangi biaya-biaya terkait Penambahan Modal Tanpa HMETD akan dipergunakan sebagai tambahan modal kerja Perseroan.

 

Dengan aksi penambahan modal itu IATA mendapat suntikan dana sebesar Rp35,90 miliar. Sementara untuk jumlah saham beredar IATA setelah aksi tersebut sebanyak 11.415.812.114 lembar dan perseroan masih memiliki sisa saham belum dilaksanakan sebanyak 718.147.026 lembar saham.

 

Adapun secara pergerakan saham IATA sejak september 2016 saham perseroan sudah tidak bergerak dari level terendah di Rp50 per saham. Barulah belakangan ini saham IATA mulai mengalami pergerakan. Terlihat pada Jumat 15 Oktober 2021 IATA masih juga di Rp50 per saham dan pada Senin 18 Oktober baru mulai bergerak naik hingga pada pekan ini menyentuh level tertinggi sejak 5 tahun lalu di harga Rp140 per saham tepat pada perdagangan kemarin, Kamis 21 Oktober 2021.

 

Sementara untuk perdagangan hari ini, Jumat 22 Oktober 2021. Saham IATA kembali mengalami koreksi hingga menyentuh ARB atau penurunan maksimal 5,95 persen atau 5 poin ke level Rp79 per saham dengan frekuensi sebanyak 570 kali, nilai transaksi Rp185,28 juta dan jumlah saham ditransaksikan sebanyak 2,35 juta hingga pukul 09:40 WIB.

 

Adapun secara bisnis, IATA baru saja mengumumkan bahwa perseroan telah menandatangani nota kesepahaman untuk mengakuisisi PT MNC Energi dari PT MNC Investama Tbk (BHIT) sebagai pemegang saham mayoritas. Setelah transaksi, IATA akan menjadi entitas induk untuk seluruh perusahaan batu bara MNC Group. IATA sedang bersiap untuk mengambil alih beberapa perusahaan tambang.

 

Yang akan dicaplok oleh IATA adalah PT Bhakti Coal Resources, perusahaan eksplorasi dan produsen tambang batu bara di Sumatera Selatan yang juga merupakan perusahaan induk dari perusahaan-perusahaan pemilik Izin Usaha Pertambangan, seperti PT Putra Muba Coal, PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal, PT Indonesia Batu Prima Energi, PT Arthaco Prima Energi, PT Sumatra Resources, PT Energi Inti Bara Pratama, PT Sriwijaya Energi Persada, PT Titan Prawira Sriwijaya, PT Primaraya Energi, dan PT Putra Mandiri Coal, yang secara keseluruhan memiliki estimasi sumberdaya sebesar 1,75 miliar MT dan estimasi cadangan sebesar 750 juta MT.

 

PT Nuansacipta Coal Investment, perusahaan eksplorasi dan produsen tambang batu bara di Kalimantan Timur dan PT Suma Sarana, perusahaan eksplorasi minyak di wilayah Provinsi Papua.