Menilik Prospek Pasar Saham Indonesia, Ditengah Potensi Lonjakan Inflasi
EmitenNews.com - Bursa saham Indonesia mengakhiri sesi perdagangan Maret, Jumat (1/4), dengan menguat sebesar 0,15% ke level 7.079, melanjutkan kenaikan indeks pada akhir pekan sebelumnya di 7.002. Investor asing mencatatkan arus masuk dana ekuitas sebesar USD320 juta dalam sepekan terakhir.
PT Ashmore Asset Management mencatat beberapa poin penting yang mempengaruhi pergerakan dana di pasar modal dalam dan luar negeri, antara lain sebagai berikut; Update Covid; pemberian vaksinasi Covid hingga akhir pekan sudah mencapai 11,3 miliar dosis, yang mewakili 4,55 miliar populasi divaksinasi penuh atau 57,7% jumlah penduduk global. Indonesia telah memberikan 378 juta dosis untuk 159 juta orang vaksinasi lengkap, atau 57,6% dari total populasi.
Ketua The Fed, Jerme Powell di konferensi Asosiasi Ekonomi Bisnis Nasional di Washington mengatakan, para pejabat The Fed akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menurunkan inflasi bahkan jika itu berarti meningkatkan suku bunga lebih dari 25 bps pada pertemuan atau rapat. Powell juga mengulangi bahwa pengurangan besar-besaran neraca The Fed dapat dimulai pada Mei nanti.
Tingkat pengangguran di Kawasan Euro turun ke rekor terendah 6,8% pada Februari dari revisi naik 6,9% pada Januari, dan dari 8,2% pada Februari 2021, tapi di atas perkiraan 6,7%.
Tingkat inflasi harga konsumen Jerman pa Maret lalu diperkirakan naik menjadi 7,3%, terbesar sejak 1981, jauh di atas ekspektasi pasar sebesar 6,3%.
Indeks PMI Manufaktur Umum Caixin China turun ke level terendah 25-bulan 48,1 pada Maret 2022, dari 50,4, di Februari, di bawah konsensus 50. Angka tersebut juga merupakan kontraksi ke-2 aktivitas pabrik sejak awal tahun, di tengah langkah-langkah untuk menahan wabah COVID-19.
Indeks PMI Manufaktur S&P Global Indonesia naik tipis menjadi 51,3 pada Maret 2022, dari 51,2 pada bulan sebelumnya, ekspansi bulan ketujuh berturut-turut. Lapangan kerja tumbuh paling besar dalam hampir tiga tahun dan aktivitas pembelian tumbuh lebih tinggi jelang bulan puasa Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.
Memasuki kuartal kedua 2022, berikut pendapat Ashmore dalam Weekly Commentary , Jumat (1/4). Ashmore mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia untuk bulan Maret adalah 2,6% y/y, sejalan dengan ekspektasi pasar dan tetap berada di ujung bawah kisaran perkiraan IHK BI. "Dengan peningkatan di beberapa item konsumsi utama baru-baru ini, ada kemungkinan bahwa angka April-Mei mungkin dibaca secara berbeda dan berpotensi mencapai kisaran atas IHK BI," tuis Ashmore. BI saat ini memperkirakan CPI berada pada kisaran 2-4% untuk FY22.
Ashmore menyebutkan, mulai 1 April 2022, ada beberapa kenaikan penting yang diberlakukan oleh Pemerintah Indonesia termasuk kenaikan harga bensin, minyak goreng, dan PPN. Harga bensin untuk RON92 atau yang dikenal dengan Pertamax naik sekitar 39- 43% dibandingkan sebelumnya, harga minyak goreng naik hampir 100% di Jakarta dan PPN keseluruhan naik dari 10% menjadi 11%.
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha