EmitenNews.com - Dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2 persen di 2025, Pemerintah telah meluncurkan Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5 yang terdiri dari 8 program akselerasi di 2025, 4 program yang dilanjutkan di 2026, dan 5 program andalan Pemerintah untuk penyerapan tenaga kerja.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan dirinya optimistis stimulus akan mempercepat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Dengan pertumbuhan yang lebih cepat, penerimaan pajak Indonesia pun diyakini akan meningkat.

“PDB tumbuh lebih cepat, tax-nya lebih cepat juga, jadi dampaknya ke defisit cenderung netral to positif,” kata Menkeu seperti dilansir InfoPublik.

Menurut Purbaya, salah satu fokus utama adalah program bantuan pangan dengan alokasi anggaran sebesar Rp7 triliun. Purbaya mengungkapkan bahwa anggaran tersebut bersumber dari pos belanja yang biasanya tidak terserap maksimal setiap akhir tahun.

Pemerintah telah merumuskan Paket Ekonomi 2025 dan Penyerapan Tenaga Kerja yang terdiri dari 8 program akselerasi di 2025, 4 program yang dilanjutkan di 2026, dan 5 program andalan Pemerintah untuk penyerapan tenaga kerja.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Pemerintah akan melanjutkan bantuan pangan selama 2 bulan ke depan dengan penyaluran 10 kilogram beras pada bulan Oktober dan November, dengan anggaran yang disiapkan sebesar Rp7 triliun.

"Pemerintah akan melakukan evaluasi pada bulan Desember guna mengukur optimalisasi realisasi dan keberlanjutan program," ujar Airlangga.

Bantuan Pangan Layak Konsumsi

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan bahwa seluruh bantuan pangan beras yang disalurkan melalui Perum Bulog pada periode Oktober—November 2025 dalam kondisi baik dan layak konsumsi.

Pernyataan ini disampaikan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyusul temuan 1.200 ton beras Bulog yang mengalami penurunan mutu di gudang Bulog di Maluku Utara.

“Prinsipnya, semua bantuan pangan yang ditugaskan ke Bulog harus sampai ke masyarakat dalam kondisi bagus. Meski ada sebagian yang perlu direproses atau dikontrol kualitasnya, hasil akhirnya tetap harus layak,” ujar Arief.

Menanggapi temuan beras yang mengalami penurunan mutu, Arief menyampaikan bahwa penyimpanan dalam jangka waktu tertentu memang dapat mempengaruhi kualitas, khususnya pada stok lama dari tahun 2024.

Maka untuk menjaga agar beras tetap layak konsumsi, Bulog secara berkala melakukan sejumlah perawatan seperti fumigasi, pembersihan menggunakan blower, dan proses ulang (reprocessing).

Dalam upaya menjaga kualitas beras nasional, Bapanas mendorong peningkatan proses panen dan pascapanen di dalam negeri. Salah satu standar yang harus dipenuhi adalah kadar air maksimal 14 persen sebelum beras digiling dan disimpan.

Pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan pangan berupa 10 kilogram beras dan 2 liter minyak goreng kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat selama periode Oktober hingga November 2025.

Inisiatif ini merupakan bagian dari 17 paket kebijakan ekonomi yang akan diterapkan sepanjang tahun 2025 dan 2026, dengan tujuan utama meringankan beban pengeluaran rumah tangga miskin dan rentan, memperkuat ketahanan pangan di tingkat keluarga, serta mendukung upaya pengendalian inflasi nasional.(*)