EmitenNews.com - Kinerja perekonomian yang terus mengalami perbaikan memberikan optimisme pemulihan ekonomi seiring keberhasilan penanganan Covid-19 dan berbagai program perlindungan sosial masyarakat. Lantaran itu Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun 2021 menjadi 4,5 persen.


"Aktivitas masyarakat kita mengalami perbaikan semenjak kita mampu mengendalikan Covid. Indikator belanja masyarakat sudah menunjukkan suatu level recovery yang cukup baik dan ini nanti akan menentukan proyeksi pertumbuhan ekonomi kita di kuartal ketiga" kata Menkeu secara daring dalam Konferensi Pers APBN KITA, Senin (25/10).


Sementara itu, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada tahun 2021 diperkirakan tumbuh sekitar 4 persen. Kinerja perekonomian di kuartal keempat berpotensi rebound dan didukung dari rebalancing dari berbagai kegiatan ekonomi.


Tercatat, penjualan kendaraan niaga sempat mengalami kenaikan hingga di atas 9 kali lipat. Meskipun pertumbuhannya tidak setinggi waktu terjadi koreksi awal (rebound), penjualan kendaraan niaga masih tumbuh 60 persen year on year (yoy).


Di sisi lain, surplus neraca perdagangan masih berlanjut di bulan September 2021 sebesar 4,37 miliar dollar AS. Capaian ini merupakan hasil dari surplus non migas di mana kinerja kumulatifnya untuk tahun 2021 lebih tinggi dibandingkan tahun 2020. Hal ini membuat Indonesia sudah mengalami surplus neraca perdagangan nonmigas 16 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.


“Ini yang menimbulkan optimisme terhadap kegiatan ekonomi Indonesia, terutama kuartal ketiga meskipun waktu itu kita menghadapi pukulan dari Delta varian,” ujar Menkeu.


Namun demikian, pemanfaatan momentum penguatan kinerja fiskal perlu terus diiringi kewaspadaan terhadap dinamika perekonomian global.


“Tiongkok, Amerika Serikat, dan Eropa mempengaruhi outlook di kuartal keempat, terutama untuk tahun depan. Jadi overall untuk tahun ini, kita akan memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 4 persen,” ujar Menkeu.(fj)