EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu ditutup menguat 0,34 persen menjadi 7.311. Sebelumnya, indeks sempat menguat hingga level 7.400 setara 1,55 persen, kemudian terjadi aksi profit taking sehingga apresiasi indeks berkurang. 

Lompatan indeks, masih didorong euforia pasar terhadap beberapa sentimen positif dalam sepekan terakhir. Selain itu, kenaikan tersebut juga didorong lonjakan saham-saham konglomerasi yang mulai terbatas. Secara teknikal, indikator MACD menunjukkan pelebaran slope positif.

Itu menandakan minat beli belum mereda. Di sisi lain, Stochastic RSI menunjukkan overbought. Rawan terhadap koreksi jangka pendek. So, indeks diperkirakan berpotensi pullback pada rentang 7.225-7.300 pekan ini. Sedang sepanjang perdagangan hari ini, Senin, 21 Juli 2025, indeks akan mengitari area support 7.225, dan resistance 7.400.

Sementara investor Jepang mencermati rilis data inflation rate turun ke level 3,3 persen YoY dari Mei 2025 di level 3,5 persen YoY. Inflation rate Juni 2025, menjadi terendah sejak Desember 2024, didorong penurunan sektor energi. Core inflation rate juga susut ke level 3,3 persen YoY dari sebelumnya 3,7 persen. Data itu sesuai konsensus tetapi masih jauh dari target BoJ di level 2 persen. 

Pasar Jerman mencermati hasil rilis data PPI minus 1,3 persen YoY dari susut 1,2 persen YoY. Investor Amerika Serikat (AS) menanti rilis data building permit preliminary diproyeksi melemah ke level 1.390M dari level 1.394M. Di sisi lain terdapat data housing start diprediksi meningkat ke level 1.30M pada Juni 2025 dari edisi Mei 2024 di kisaran 1.24M.

Menilik data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan para investor untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Blue Bird (BIRD), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Ultrajaya (ULTJ), Remala Abadi (DATA), dan Darma Henwa (DEWA). (*)