Minta Restu, MORA dan Anak Usaha DSSA Umumkan Merger
Potret signing merger emiten MORA dan Entitas Ana Usaha DSSA: Direktur Utama dan CEO MyRepublic Indonesia, Timotius Max Sulaiman (kiri tengah) dan Jimmy Kadir, Direktur Utama dan CEO Moratelindo (kanan tengah), dan segenap pengurus pada Rabu, 17 Desember 2025.
EmitenNews.com - PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA) dan PT Eka Mas Republik (“MyRepublic Indonesia”) entitas milik Sinar Mas Group dari anak usaha emiten DSSA itu resmi mencapai pucuk kongsi definitif untuk melakukan merger.
Dalam kesepakatan ini, Moratelindo akan menjadi entitas yang bertahan dan berganti nama menjadi PT Ekamas Mora Republik Tbk.
Presiden Direktur PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) Krisnan Cahya menekankan, merger ini hasil gebrakan baru untuk percepatan dan perluasan jaringan ekosistem digital di Indonesia.
“Melalui penguatan jangkauan jaringan dan peluncuran berkelanjutan, kita bisa mendorong ekosistem digital lokal yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Krisnan.
Detail Merger
Moratelindo menjadi entitas yang bertahan (Surviving Entity), sementara MyRepublic Indonesia bergabung ke PT Ekamas Mora Republik Tbk. (MORA).
Lalu, setelah penggabungan efektif, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) akan menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) secara tidak langsung.
Lalu, penggabungan ini akan menyebabkan dilusi kepemilikan saham MORA hingga 50,5%
Proses merger telah disetujui oleh Direksi dan Dewan Komisaris kedua perusahaan dan kini menunggu persetujuan regulator dan pemegang saham danndibahas pada RUPSLB pada 25 Maret 2026. Jika semua persetujuan terpenuhi, merger diperkirakan rampung pada 22 April 2026 hingga semester pertama 2026.
Redpeak Advisers yang dirumorkan berasal dari UBS Sekuritas itu ditunjuk sebagai penasihat keuangan eksklusif transaksi ini.
Selama integrasi, seluruh pihak berkomitmen memastikan transisi berjalan lancar bagi karyawan, pelanggan, dan mitra.
Sebagai catatan tambahan, Moratelindo, penyedia jaringan Fiber Optic Backbone, memiliki panjang kabel serat optik lebih dari 57.000 km dan 6 data center dengan kapasitas total 3,3 megawatt.
Hingga September 2025, Moratelindo melayani lebih dari 16.800 pelanggan enterprise, hampir 1 juta total homepass, dan lebih dari 296.000 pelanggan ritel.
Sementara itu, MyRepublic Indonesia, anak usaha DSSA, merupakan pemain lama penyedia layanan fiber to the home (FTTH). Hingga September 2025, MyRepublic Indonesia telah melayani lebih dari 1,52 juta pelanggan ritel, dengan layanan internet cepat hingga 1 Gbps, memiliki lebih dari 58.000 km kabel serat optik, dan menjangkau lebih dari 8,7 juta homepass.
Direktur Utama MORA, Jimmy Kadir menyebut bahwa, “Cakupan jaringan dan kapasitas infrastruktur yang saling melengkapi akan menghadirkan layanan lebih stabil, cepat, dan luas, sekaligus mempercepat ekspansi jaringan secara optimal.”
Direktur Utama MyRepublic Indonesia Timotius Max Sulaiman menambahkan, merger akan menciptakan sinergi finansial berkelanjutan, mengoptimalkan biaya operasional, dan meminimalkan duplikasi belanja modal serta pembangunan infrastruktur.
“Sinergi ini membuka ruang untuk pertumbuhan perusahaan yang lebih luas dengan potensi semakin besar,” ujar Timotius.
Related News
Teken Kontrak! PGN Amankan Sumber Gas Baru dari CBM
Bank Mandiri Perluas Akses Ekonomi Bagi Penyandang Disabilitas
RUPSLB WOWS Setujui Pengangkatan Komisaris Utama Baru
Membandingkan Laba Bulanan Tiga Bank
Sukses Pembayaran Tukin, BJB Tambah Layanan untuk Kemenko Kumham
BBRI Tunjuk Viviana sebagai Wakil Dirut, Telisik Formasi Terbarunya!





