EmitenNews.com - PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) mencatatkan peningkatan signifikan dalam aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam beberapa hari terakhir, terjadi lonjakan harga yang mencapai lebih dari 675%. Dari posisi Rp8 per saham, MIRA ditutup di level Rp62 pada sesi perdagangan Rabu (27/8/2025), yang mencerminkan antusiasme pasar terhadap potensi strategis perusahaan.

Pengamat Pasar Modal yang juga founder Republik Investor, Hendra Wardana mengatakan, pergerakan saham MIRA ini terjadi di tengah berkembangnya sentimen positif terkait kemungkinan aksi korporasi, termasuk akuisisi oleh pihak strategis. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari manajemen MIRA terkait potensi akuisisi, namun dinamika pasar menunjukkan meningkatnya minat investor terhadap prospek jangka panjang emiten jasa transportasi itu.

Secara historis MIRA memiliki jejak aksi korporasi dan restrukturisasi. MIRA bukan nama baru dalam lanskap aksi korporasi. Pada 2014, perusahaan tercatat melakukan akuisisi anak usaha di sektor logistik, serta beberapa kali menjalankan restrukturisasi aset sebagai bagian dari strategi keberlanjutan bisnis. 

Sejumlah investor besar seperti Jusuf Hamka pun pernah tercatat sebagai pemegang saham dengan porsi lebih dari 9%, sebelum melepas seluruh kepemilikannya pada Juli 2025. Hingga kini, belum terungkap siapa pihak yang menyerap saham tersebut, menambah lapisan spekulasi di pasar.

Data perdagangan saham MIRA menunjukkan lonjakan volume transaksi yang signifikan selama periode kenaikan harga. Pergerakan ini menempatkan MIRA dalam radar saham berpotensi mengalami kenaikan besar (multibagger), seiring daya tarik tinggi bagi minat para trader yang mencari peluang jangka pendek dengan potensi imbal hasil tinggi.

Hendra menyebutkan, dengan dinamika yang berkembang, MIRA kini menjadi salah satu saham yang paling diperhatikan di lantai bursa. Bagi investor dengan profil risiko agresif, saham ini menawarkan peluang spekulatif yang menjanjikan. 

“Namun, bagi investor jangka panjang, arah kebijakan korporasi dan kejelasan strategi pasca-rumor akuisisi akan menjadi penentu utama dalam menilai kelanjutan tren positif MIRA,” tutup Hendra Wardana. ***