Selain itu, dorongan insentif dan infrastruktur dari pemerintah berupa subsidi, pengurangan pajak, dan diskon tarif listrik bagi konsumen serta tarif listrik dan bea masuk yang lebih rendah bagi pelaku usaha juga diproyeksi dapat meningkatkan penetrasi. Kemudian percepatan infrastruktur seperti battery charging dan swapping station membuat model bisnis yang dinamis bagi pemain.
Saat ini, SLIS memiliki tiga model motor listrik yang mendapat subsidi dari pemerintah, yaitu Selis E-Max dengan TKDN 53,69%, Selis Agats dengan TKDN 53,37%, dan Selis GoPlus dengan TKDN 52,01%. Adapun jumlah subsidi per unit untuk pembelian motor listrik dan konversi motor konvensional menjadi motor listrik adalah sebesar Rp 7 juta untuk produk dengan TKDN minimal sebesar 40% dengan kuota untuk tahun 2023 sebanyak 200.000 unit motor listrik.
Kinerja SLIS pada Kuartal I Tahun 2023 SLIS membukukan laba bersih sebesar Rp 7,14 miliar pada 1Q23 atau tumbuh 4,54% jika dibandingkan dengan capaian pada 1Q22 yang hanya sebesar Rp 6,83 miliar. Namun, total pendapatan SLIS pada 1Q23 tercatat menjadi sebesar Rp105 miliar.
Laba bersih SLIS yang mengalami kenaikan disebabkan oleh keberhasilan SLIS untuk menekan beban pokok penjualan sebesar 5,43% (yoy) pada 1Q23 menjadi Rp87 miliar. Sehingga laba kotor yang tercatat juga bertumbuh 12,5% (yoy) pada 1Q23 menjadi Rp18 miliar.
Tulisan adalah sebuah karya jurnalistik, tidak mengajak atau menganjurkan membeli saham SLIS. Setiap keputusan investasi kembali pada keputusan investor.
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M