EmitenNews.com - Bank KB Bukopin (BBKP) terus menunjukkan perbaikan kinerja positif dalam memperkuat fundamental bisnis di tengah proses transformasi. Itu terjadi semenjak menjadi bagian dari institusi keuangan terbesar Korea Selatan, KB Financial Group (KBFG). Sepanjang 2024, KB Bank berhasil mencatat sejumlah pencapaian penting berbagai aspek kinerja. 

Portofolio kredit lancar (normal loan) KB Bank tumbuh 19,24 persen secara year-on-year dibanding posisi 2023. Pertumbuhan itu, didorong kinerja positif segmen wholesale melesat 28,89 persen, dan retail melejit 17,43 persen. Meski total kredit susut 6,17 persen seiring langkah KB Bank memperbaiki kualitas aset. Rasio kredit berkualitas rendah atau loan-at-risk (LAR) menjadi 23,10 persen dari 39,77 persen. 

Upaya perbaikan kualitas aset KB Bank juga tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL). NPL gross membaik menjadi 8,74 persen dari sebelumnya 9,70 persen, sementara NPL net turun menjadi 4,38 persen dari 4,95 persen. Likuiditas bank terjaga dengan pertumbuhan Current Account Savings Account (CASA)  29,92 persen secara year-on-year sehingga mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga 2,85 persen. 

Rasio CASA juga membaik menjadi 29,54 persen dari 23,39 persen, dan rasio kecukupan likuiditas (LCR) terjaga pada level 146,84 persen. Sejumlah perbaikan fundamental itu, menjadikan perseroan membukukan pendapatan bunga bersih (NII) Rp909 miliar atau tumbuh 49,20 persen secara year-on-year. Pertumbuhan itu, ditopang peningkatan pendapatan bunga 12,20 persen, dan diimbangi pengendalian beban bunga meningkat 6,17 persen. 

Dengan catatan itu, KB Bank dapat memperbaiki margin bunga bersih (NIM) menjadi 1,31 persen dari sebelumnya 0,78 persen. Beban operasional lainnya susut 11,94 persen menjadi Rp1,80 triliun dari akhir 2023 senilai Rp2,04 triliun. Jumlah beban operasional lainnya berada di bawah Rp2 triliun, kali pertama sejak 2012. 

Direktur Utama KB Bank, Tom (Woo Yeul) Lee menyebut KB Bank telah melalui berbagai tantangan berat dalam perjalanan transformasi menuju lembaga keuangan sehat. KB Bank telah melalui bagian tersulit dari perjalanan tersebut, dan bersiap untuk meraih kinerja positif, dan pertumbuhan berkelanjutan. ”Hasil ini tidak lepas dari dukungan dan kepercayaan penuh pemegang saham, nasabah, seluruh pemangku kepentingan, dan dedikasi seluruh karyawan, terus menyertai dalam perjalanan transformasi kami selama ini,” tegas Tom. 

Sepanjang 2024, KB Bank membukukan rugi bersih Rp7,38 triliun. Kerugian itu, mayoritas tersebab adanya pencatatan beban non-recurring untuk mempersiapkan langkah menuju profitabilitas edisi 2025. Beban non-recurring itu, mencakup pencatatan beban pajak tangguhan (deferred tax) Rp1,42 triliun, sehubungan dengan potensi pemulihan Pajak Penghasilan (PPh) di masa depan akibat akumulasi rugi pajak belum dikompensasi. 

Selain itu, KB Bank juga membukukan pencadangan (impairment) dari revaluasi anak usaha Rp1 triliun sebagai langkah strategis untuk memperkuat neraca keuangan. Pembebanan itu, tidak mempengaruhi struktur permodalan KB Bank. “Dengan berbagai pencapaian positif, dan langkah-langkah strategis itu, kami optimistis KB Bank dapat mencatatkan laba bersih pada 2025, dan menjadi salah satu layanan perbankan terbaik ke depan,” pungkas Tom. (*)